REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peningkatan kapasitas dan pemberdayaan sumber daya manusia pertanian harus menjadi fokus dan penting dilakukan dalam mengadaptasi dan memitigasi perubahan iklim. Menurut Yonny Koesmaryono, Guru Besar IPB dalam Forum Diskusi Antisipasi El Nino, hal tersebut bertujuan agar sumberdaya alam disekitarnya (spesifik lokasi) dapat dimanfaatkan secara efisien, efektif dan tepat waktu.
Yonny Koesmaryono yang juga sebagai Dewan Pakar Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) lebih lanjut mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian termasuk Pemerintah Daerah berperan sebagai fasilitator sebagai bentuk hadirnya sebuah negara.
“Apa yang sudah kita lakukan itu sudah banyak, apa yang sudah kita alami juga banyak, jadi tidak usah parno menghadapi El Nino. Kita masih bisa panen. Bahkan di tempat-tempat tertentu mungkin produktivitasnya lebih tinggi,” kata Yonny, Selasa (4/7/2023).
Yonny mengatakan, sebagian besar petani Indonesia memiliki latar belakang pendidikan hanya sampai sekolah dasar. Meskipun begitu, menurut Yonny mereka bukan berarti bodoh.
“Mereka bukan orang bodoh, mereka punya punya intuisi punya pengalaman gitu ya dan itulah yang harus kita berikan materi kita beri stimulant agar mereka menyadari bahwa lingkungannya itu harus dikelola dengan baik dan melalui sekolah lapang iklim luar biasa. Pengalaman saya di Indramayu misalnya bersama dengan BMKG dan Perhimpi pada tahun 2015 itu terserang apa El Nino, petani bisa menggambarkan sesuatu yang katakan yang simpel saja bagaimana siklus hidrologi,” ujarnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian sudah menyiapkan sejumlah upaya antisipasi dan adaptasi El Nino. “Yang pertama, identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, mengelompokkannya menjadi daerah merah, kuning dan hijau. Ini sudah saya lakukan waktu El Nino 2015, saat itu saya sebagai Gubernur,” kata Mentan.
Bagaimana bentuk penanganan El Nino setiap daerah menurutnya tentu berbeda tergantung hasil mapping. Oleh karena itu, mapping ini harus betul dan benar dilakukan. “Saya yakin kehadiran Perhimpi adalah menjadi bagian-bagian tersebut,” ungkapnya.
Selain identifikasi dan mapping lokasi, upaya Kementan lainnya dalam mengantisipasi dan adaptasi El Nino adalah melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, peningkatan ketersediaan Alsintan untuk percepatan tanam.
Berikutnya, untuk meningkatkan ketersediaan air melalui pembangunan atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi. Kementan juga menyediakan benih tahan kekeringan dan OPT serta guna mendukung pembiayaan, Kementan menggulirkan KUR pertanian dan asuransi pertanian.