Jumat 07 Jul 2023 18:20 WIB

Targetkan Posisi Cawapres, Manuver PKB Mirip Demokrat

Pengamat sebut manuver yang dilakukan PKB mirip Demokrat untuk dapat jatah cawapres.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Pengamat sebut manuver yang dilakukan PKB mirip Demokrat untuk dapat jatah cawapres.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Pengamat sebut manuver yang dilakukan PKB mirip Demokrat untuk dapat jatah cawapres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melakukan pertemuan politik dengan PDI Perjuangan. Uniknya, manuver PKB ini dirasa mirip dengan yang dilakukan Partai Demokrat dalam rangka memperjuangkan posisi cawapres.

Pengamat politik, Adi Prayitno mengatakan, itu semua sebenarnya cukup menunjukkan kalau politik saat ini memang dinamis. PKB yang ada di barisan Partai Gerindra sangat mungkin membuka komunikasi politik.

Baca Juga

Pun Partai Demokrat yang ada di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tetap bisa membuka komunikasi politik dengan partai lain. Hal ini membuka kemungkinan jika mereka tidak mendapatkan posisi cawapres.

Artinya, jika Muhaimin Iskandar akhirnya tidak menjadi cawapres dari Prabowo Subianto, sangat mungkin PKB pindah ke lain hati. Pun jika AHY tidak terpilih jadi cawapres Anies Baswedan, mungkin Demokrat pindah.

"Ini semacam kode keras bagi Partai Gerindra (Prabowo Subianto), bagi Anies Baswedan, untuk segera mengumumkan cawapres pendamping mereka, sehingga PKB ataupun Partai Demokrat bisa menentukan sikap politik," kata Adi kepada Republika, Jumat (7/7).

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu merasa, PKB maupun Demokrat sangat mungkin mencari poros yang menerima proposal politik mereka. Itu merupakan sesuatu yang lumrah dalam politik di Tanah Air.

Misal, lanjut Adi, jika yang dipilih Anies bukanlah AHY, menarik dinanti apakah Demokrat masih di KPP. Begitupun bila yang dipilih Prabowo bukan Muhaimin Iskandar, menarik dinanti apakah PKB masih akan berada di KKIR.

Maka itu, ia melihat, komunikasi politik PKB dan Partai Demokrat dengan partai lain seperti PDIP sebagai satu sinyalemen. Bahkan, semacam satu 'intimidasi politik' kalau mereka sangat mungkin membuat skenario lain.

"Jika proposal politiknya tidak dipenuhi Anies Baswedan dalam konteks Partai Demokrat, tidak dipenuhi Prabowo Subianto dalam konteks PKB," ujar Adi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement