Ahad 09 Jul 2023 11:43 WIB

Studi Baru Ungkap Kecukupan Vitamin K Bisa Lindungi dari Diabetes

Dalam penelitian, peserta dengan asupan vitamin K berisiko rendah terkena diabetes.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Sebuah studi baru di Kanada menemukan adanya sebuah proses seluler yang memungkinkan vitamin K melindungi seseorang dari diabetes.
Foto: www.freepik.com
Sebuah studi baru di Kanada menemukan adanya sebuah proses seluler yang memungkinkan vitamin K melindungi seseorang dari diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru di Kanada menemukan adanya sebuah proses seluler yang memungkinkan vitamin K melindungi seseorang dari diabetes. Penemuan ini membuka cara baru untuk mengobati dan mencegah diabetes yang mengimbas 415 juta orang di seluruh dunia.

Vitamin K membantu dengan gamma-karboksilasi, salah satu proses biokimia yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan sel tubuh. Proses yang mengubah satu zat menjadi zat lain untuk berbagai fungsi dalam itu menghasilkan protein yang digunakan dalam pembentukan tulang dan pembekuan darah.

Baca Juga

Para peneliti tidak yakin apa peran gamma-karboksilasi lainnya dalam tubuh, tetapi mereka tahu bahwa itu semua membutuhkan vitamin K. Para periset juga tahu bahwa enzim yang memfasilitasi proses ini hadir dalam jumlah yang lebih besar dalam sel beta pankreas.

Ini adalah sel yang memproduksi insulin, yang merupakan hormon vital yang membantu mengeluarkan glukosa dari darah dan masuk ke sel dan jaringan di mana tubuh dapat menggunakannya untuk energi. Sementara, diabetes muncul ketika sel beta tidak cukup atau sel beta tidak lagi memproduksi cukup insulin.

Para peneliti di Montreal Clinical Research Institute di Kanada menemukan protein baru yang disebut ERGP. Protein itu membutuhkan vitamin K yang telah melalui gamma-karboksilasi agar dapat bekerja dan sangat penting bagi penderita diabetes.

"Studi kami menunjukkan bahwa protein ini memainkan peran penting dalam mempertahankan kadar fisiologis kalsium dalam sel beta untuk mencegah gangguan sekresi insulin,” kata salah satu peneliti, Julie Lacombe, dikutip dari laman The Epoch Times, Ahad (9/7/2023).

Studi yang dipimpin profesor kedokteran Mathieu Ferron itu didasarkan pada penelitian sebelumnya, yang mengungkap hubungan antara kekurangan vitamin K dengan perkembangan diabetes. Meskipun, mekanisme yang mendasarinya belum jelas.

Menurut studi terdahulu, peserta yang mendapat banyak vitamin K dari makanan memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena diabetes tipe dua. Meskipun, peneliti di studi silam itu tidak menyebut vitamin K sebagai alasan penurunan risiko perkembangan diabetes tipe dua.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement