REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tafsir Surat Al Fatihah ayat 6 memiliki makna yang dalam. Dalam ayat ini dikatakan, "Tunjukilah kami jalan yang lurus (sirathal mustaqim)." Lantas apa makna dari ayat tersebut?
Farida Hanum dalam bukunya Hakekat Al Fatihah menjelaskan ayat tersebut dimaksudkan agar setiap Muslim tidak salah dalam pengabdiannya kepada Allah SWT. Maka seorang Muslim memohon kepada Allah agar ditunjukkan sirathal mustaqim.
Jawaban tersebut ada dalam Surat Yasin ayat 61, "Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus." Karena itu, menyembah kepada Allah itulah Sirathal Mustaqim. Seorang Muslim mengisi setiap waktunya hanya untuk meraih ridha Allah SWT.
Sirathal Mustaqim adalah jalan lurus untuk sampai ke sisi Allah. Ada beberapa hal yang harus disiapkan untuk kembali kepada Allah. Dalam hal ini ada tujuh alam yang dilewati oleh setiap Muslim. Enam itu ialah alam arwah, alam iradah, alam jannah, alam rahim, alam dunia, alam akhirat, dan surga/neraka.
Saat ini setiap Muslim ada di dunia dan akan kembali ke tempat asal. Untuk sampai ke tempat asal, setiap Muslim akan melewati beberapa terminal, yaitu sakarat, maut, barzah, kiamat, mahsyar, menyeberang, dan surga/neraka.
"Siapa yang ingin sampai ke sisi Allah atau ke surga, maka hendaklah dia menyiapkan kendaraan bernama Sirotol Mustaqim," demikian penjelasan Farida Hanum.
Allah SWT berfirman, "Sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang memberi penjelasan. Dan Allah memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus." (QS An Nur ayat 46)
Allah SWT berfirman, "Maka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang telah diwahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di jalan yang lurus." (QS Az Zukhruf ayat 43)
Berdasarkan dua ayat tersebut, Farida menjelaskan, siapa yang berpegang teguh dengan apa yang telah diwahyukan Allah, bekerja sesuai dengan petunjuk Allah yang ada di dalam Alquran, maka berarti dia sedang di atas Sirathal Mustaqim. Inilah kendaraan yang akan membawanya untuk sampai ke surga Allah SWT.