Rabu 12 Jul 2023 08:05 WIB

Kaspersky Ungkap Tiga Skema Penipuan dengan Topik Liburan

Banyak ditemukan situs penipu yang mengklaim menawarkan tiket pesawat murah.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Fernan Rahadi
Kaspersky
Foto: commons.wikimedia.org
Kaspersky

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan puncak musim liburan, orang-orang di seluruh dunia mencari tujuan perjalanan menarik, akomodasi dan penerbangan dengan harga terjangkau. Peneliti Kaspersky telah mengamati penipu yang mengambil keuntungan dari pengguna yang tidak waspada dengan menawarkan tiket pesawat, pemesanan hotel, dan paket liburan murah.

Untuk membantu para pelancong menghindari risiko keamanan, para peneliti perusahaan telah menguraikan skema penipuan umum yang digunakan untuk memikat para korban, bersama dengan saran bermanfaat untuk merencanakan liburan dengan aman.

Baca Juga

Penipuan tiket

Pakar Kaspersky telah menemukan banyak situs penipu yang mengklaim menawarkan tiket pesawat murah. Halaman phishing yang dibuat dengan baik sering kali meniru layanan maskapai penerbangan dan agregator tiket terkenal.

Beberapa bahkan menampilkan detail penerbangan nyata dengan mengirimkan permintaan pencarian ke agregator yang sah dan menyajikan informasi. Namun, alih-alih mengirimkan tiket yang dijanjikan, penipuan ini bertujuan untuk mencuri uang dan mengeksploitasi informasi pribadi Anda untuk tujuan berbahaya. Ini mungkin termasuk menjual detail informasi perbankan dan mengidentifikasi informasi di situs gelap.

Penipuan akomodasi

Salah satu penipuan akomodasi yang umum seperti pendaftaran daring palsu untuk penyewaan tempat inap atau apartemen. Penipu daring membuat iklan yang menarik di platform populer, menampilkan foto terbaik, dan menawarkan harga murah untuk memikat wisatawan. Namun, begitu pemesanan dilakukan dan pembayaran dikirim, akomodasi tersebut ternyata palsu.

Jenis penipuan akomodasi lainnya menargetkan pemesanan hotel. Penipu daring dapat membuat situs web palsu yang meniru platform pemesanan hotel yang sah.

Situs web ini sering meminta pengguna untuk masuk menggunakan kredensial Facebook atau Google mereka, yang memungkinkan penipu mendapatkan akses tidak sah ke media sosial atau akun email korban. Ini dapat menyebabkan pencurian identitas, transaksi tidak sah, dan aktivitas berbahaya lainnya.

Penipuan survei dan giveaway

Penipu online membuat situs web palsu atau mengirim email yang mengklaim bahwa partisipan dapat memperoleh hadiah besar, seperti 100 dolar Amerika Serikat (AS), dengan menyelesaikan survei perjalanan. Penipuan ini sering memangsa keinginan orang untuk mendapatkan keuntungan finansial dan kesediaan mereka untuk berbagi pendapat.

Namun, survei ini dirancang untuk mengumpulkan informasi pribadi, seperti nama, alamat, nomor telepon, dan bahkan informasi keuangan, dengan kedok persyaratan kelayakan atau pembagian hadiah. Pada kenyataannya, hadiah yang dijanjikan tidak pernah terkirim, dan informasi yang diberikan digunakan untuk tujuan penipuan, seperti pencurian identitas atau akses tidak sah ke rekening perbankan.

Selain itu, survei biasanya diakhiri dengan permintaan untuk membagikan Kembali situs tersebut kepada teman-teman agar mereka juga dapat menerima hadiah. Menurut penjahat siber, skema ini masih menarik bagi para pengguna yang tidak menaruh curiga. Dalam kasus seperti itu, penjahat siber memanfaatkan korbannya sendiri sebagai alat untuk menyebarkan penipuan lebih lanjut.

Pakar keamanan di Kaspersky Olga Svistunova mengatakan scammer selalu mencari para pelancong yang tidak waspada, menargetkan rasa kegembiraan mereka dalam merencanakan liburan. Dari agregator tiket palsu hingga penipuan survei dan akomodasi, Svistunova menuturkan, penipu   daring menggunakan berbagai taktik untuk mencuri uang dan informasi sensitif.

"Sangat penting bagi wisatawan untuk tetap waspada dan berhati-hati saat melakukan aktivitas perjalanan online. Verifikasi keaslian situs web, gunakan platform pemesanan tepercaya, dan jangan pernah membagikan informasi pribadi atau keuangan tanpa verifikasi yang tepat. Ingat, sedikit skeptisisme dapat sangat membantu dalam memastikan liburan yang aman dan bebas penipuan," komentar Olga Svistunova dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (11/7/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement