REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah telah menggunakan semua upaya untuk membebaskan sandera Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Jokowi berharap, seluruh upaya yang dilakukan pemerintah ini berhasil untuk membebaskan sandera.
“Semua sudut semua jurus kita gunakan agar upaya yang kita lakukan betul-betul titik akhirnya menghasilkan sesuatu, tapi tak bisa saya sampaikan upaya itu, ada upaya bawah tanah, ada upaya atas tanah,” kata Jokowi di Nyoman Nuarta Gallery di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (12/7/2023).
Meskipun tidak bisa menyampaikan ke publik terkait upaya yang dilakukan pemerintah, namun Jokowi memastikan pemerintah terus berusaha membebaskan sandera.
“Kita memang tidak mau berbicara banyak karena upaya-upaya kita tidak bisa kita sampaikan pada publik,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, pemimpin kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Egianus Kogoya membatalkan untuk membebaskan sandera pilot Susi Air. Alasannya, karena pernyataan dari sejumlah pejabat yang mengklaim penyanderaan untuk meminta uang tebusan sebesar Rp 5 miliar.
“Kami berusaha yakinkan Egianus dan pasukannya bahwa sandera siap dibebaskan, tapi karena TNI-Polri keluarkan pernyataan yang keliru, maka Panglima Egianus kembali tegaskan bahwa sandera tetap bersama mereka,” kata Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom dalam pernyataannya pada Sabtu (8/7/2023).
Mehrtens, warga berkebangsaan Selandia Baru itu telah disandera sejak Februari 2023 setelah pesawatnya ditembak dan dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan. Dalam video yang dilansir TPNPB, Egianus menegaskan bahwa penahanan sandera untuk menuntut kemerdekaaan Papua.
Pada Kamis (6/7/2023) malam, Presiden Jokowi saat mengunjungi Jayapura juga telah menggelar rapat membahas upaya pembebasan sandera pilot Susi Air.
“Tadi malam pun kita sudah rapat juga, nggak bisa sampaikan isinya apa dan upayanya apa, tapi pemerintah sudah berusaha keras untuk menyelesaikan persoalan itu dan masih dalam proses terus, tapi tidak bisa kita buka kepada publik,” ujar Jokowi.