Kamis 13 Jul 2023 16:37 WIB

UMKM Bisa Tembus Pasar Ekspor Lewat UMK Academy Pertamina

UMK Academy dirancang untuk mencetak UMK naik kelas.

Pertamina berkomitmen untuk terus melanjutkan pendampingan pengurusan sertifikat dan izin usaha ini pada peserta UMK Academy. (ilustrasi).
Foto: Pertamina
Pertamina berkomitmen untuk terus melanjutkan pendampingan pengurusan sertifikat dan izin usaha ini pada peserta UMK Academy. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) kembali membuka program pendampingan melalui UMK Academy 2023. Lewat pelatihan tersebut para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang terpilih bakal mendapatkan pendampingan intensif serta pendanaan hingga mampu menembus pasar ekspor. 

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan UMK Academy dirancang untuk mencetak UMK naik kelas yang mampu meningkatkan produktivitas. Program pendanaan dan pembinaan merupakan salah satu upaya konkret Pertamina dalam merealisasikan komitmen tersebut.

Baca Juga

“Dengan Pertamina UMK Academy 2023, kami berharap dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan UMK agar dapat bersaing secara lebih efektif di pasar,” kata Fadjar, dalam keterangannya, Kamis (13/7/2023). 

Fadjar menuturkan, pelaku UMKM bakal mendapatkan materi pembelajaran terkait strategi pemasaran dan penjualan, manajemen keuangan, pengembangan produk dan layanan, hingga manajemen operasional.

Pertamina, imbuh Fadjar, berkomitmen untuk memberikan pendampingan jangka panjang bagi peserta setelah selesai mengikuti program, untuk memastikan mereka dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pengembangan bisnis mereka. 

“Ketika naik kelas UMK ini memiliki potensi untuk merambah pasarnya ke mancanegara,” kata dia. 

Salah satu peserta, Amelia Agustina sebagai pemilik Indang Apang Gallery, di Kalimantan Tengah mengaku antusias karena mimpinya untuk membawa produk usahanya ke pasar mancanegara semakin dekat. 

Amelia merintis usaha penjualan produk anyaman rotan berupa tas ransel, tas pinggang, tas kerja, topi, dompet, name tag, sepatu, sendal, gantungan kunci, tikar dan lain-lain. 

Produknya dijual dengan kisaran harga mulai Rp 30 ribu hingga Rp 1 juta. Adapun untuk bahan bakunya bekerja sama dengan para pengrajin di wilayah Kalimantan Tengah di antaranya Mandomai, Barito, Kaladan, Palangka Raya dan Pulang Pisau.

Sebagai peserta UMK Academy, ia mendapat pelatihan akselerasi bisnis intensif dan pendampingan usaha selama lima bulan ke depan. Tak tanggung-tanggung, ia didampingi para pakar bisnis dan Exclusive Facilitator yang berpengalaman.

“Sebagai pengusaha yang tidak memiliki pengalaman melakukan kolaborasi dengan pihak lain, pembekalan ini sangat membantu saya memahami berbagai konsep dasar yang sangat diperlukan oleh setiap pelaku usaha,” kata Amelia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement