Selasa 18 Jul 2023 11:28 WIB

Sahabat Nabi yang tak Kena Reshuffle oleh Abu Bakar Ash Shiddiq

Nabi Muhammad telah menyiapkan sahabat ini sebagai panglima militer.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Sahabat Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Sahabat Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad ﷺ telah menyiapkan pasukan Usamah bin Zaid radhiyallahu anhu untuk menyerang bangsa Romawi di Syam. Namun, beliau wafat sebelum Usamah dan pasukan tersebut menjalankan tugasnya.

Dikutip dari buku Inilah Faktanya oleh Dr. Utsman bin Muhammad al-Khamis, Para Sahabat menjadi ragu untuk memberangkatkan kembali mereka karena khawatir terhadap keamanan Madinah, khususnya setelah terdengar kabar tentang banyaknya orang Arab yang murtad.

Baca Juga

Akan tetapi, Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu bersikeras untuk mengirimnya ke Syam, seraya menegaskan: “Demi Allah, aku tidak akan melepaskan ikatan yang telah Rasulullah ﷺ buat walaupun burung menyambar kami, binatang buas mengepung sekeliling Madinah, dan meskipun anjing-anjing berlari dengan (menyeret) kaki-kaki Ummahatul Mukminin. Aku akan tetap mempersiapkan pasukan Usamah.”

Lalu, Abu Bakar memerintahkan para penjaga untuk melindungi daerah sekitar Madinah. Dan, keberangkatan Usamah dan pasukannya terbukti membawa banyak kemaslahatan. Mereka tidak melewati suatu kampung Arab pun, melainkan orang-orang kampung itu ketakutan melihat pasukan ini. Orang-orang berkata: “Tidaklah pasukan seperti ini keluar untuk menghadapi suatu kaum melainkan karena kaum itu mempunyai kekuatan yang besar.”

Pasukan ini berada di Syam selama empat puluh hari: ada juga yang berpendapat, tujuh puluh hari. Tidak lama kemudian, mereka kembali dengan selamat dan membawa ghanimah atau harta rampasan perang.

“Aisyah radhiyallahu anha menuturkan: “Ketika Rasulullah ﷺ wafat, muncullah kemunafikan di berbagai wilayah, sebagian orang Arab murtad, serta orang-orang Yahudi dan Nashrani mengangkat pemimpin mereka. Kaum Muslimin ketika itu laksana kambing yang kehujanan di malam hari pada musim dingin karena kehilangan Nabi ﷺ, sampai Allah Azza wa Jalla menyatukan mereka dengan kekhalifahan Abu Bakar. Dalam mengemban amanah tersebut, ayahku ditimpa berbagas kesulitan yang dapat menghancurkan gunung yang kokoh andaikata kesulitan itu ditimpakan ke atasnya. Demi Allah, tidaklah terjadi perselisihan di antara mereka melainkan ayahku akan memecahkannya dengan kharisma pribadinya dan kapasitas ilmunya.

Begitu pula terhadap penerusnya, Umar radhiyallahu anhu: siapa saja yang melihat sosok Ibnul Khaththab, niscaya dia tahu bahwa orang ini tercipta sebagai penolong bagi Islam. Demi Allah, dia seorang yang brilian, yang tidak ada tandingannya. Dia juga selalu mempersiapkan orang-orang yang akan menangani masalah-masalah yang dialami umat Islam.” (Fadha-ilush Shahabah)

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement