REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di Indonesia menyambut 1 Muharram 1445 Hijriyah dengan gembira. Memasuki Tahun Baru Islam ini, Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Faiz Syukron Makmun (Gus Faiz) mengajak umat Islam mengambil pelajaran dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
“Satu Muharram itu kita diminta untuk mempelajari dan mengambil teladan dari peristiwa nabi hijrah, di situ ada pengorbanan, di situ ada kesabaran. Langkah mundur itu tidak selalu identik dengan kekalahan, dan yang paling penting adalah ikhtiar tanpa batas,” ujar Gus Faiz saat ditemui Republika.co.id di Kanotr PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).
Putra KH Syukron Makmun ini menjelaskan, dalam persitiwa Isra Mi’raj sendiri Nabi Muhammad SAW tidak melakukan persiapan lahiriyah, walaupun itu adalah pekerjaan yang berat dan jauh. Namun, dalam peristiwa hijrah, Nabi melakukan persiapan lahiriyah.
“Jadi itu sebagai pelajaran buat kita, siapapun yang bekerja dan berbuat untuk Allah itu tetap tidak boleh lepas dari ikhtiar lahiriyah. Jadi itu yang penting yang harus selalu kita ingat dalam peritiwa hijrah itu,” ucap Gus Faiz.
Seperti yang kita ketahui, di bawah pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, umat Islam sepakat menggunakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW sebagai titik awal kalender Hijriyah. Penetapan awal kalender Islam ini dilakukan pada 638 Masehi.
Jumlah bulan dalam kalender Islam juga ada 12 dalam setahun, yaitu Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Rabiul Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.
Gus Faiz menjelaskan, amalan yang bisa dikerjakan umat Islam pada awal Muharram ini adalah melakukan muhasabah atau melakukan evaluasi diri. “Ini biasanya kita pakai untuk muhasabah, menghitung bahwa setahun ini apa yang sudah saya perbuat,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta Selatan ini.
Di dalam banyak nasihat, tambah Gus Faiz, kalau orang itu lebih buruk dari kemarin, maka orang itu termasuk orang yang hancur. Karena itu, menurut dia, semua orang berharap pada tahun yang baru ini bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
“Kita ingin berharap bahwa hari ini menjadi lebih baik dari yang kemairn dan itu perlu yang namanya evaluasi dan introspeksi diri, itulah yang hakikat yang amalan terbaik. Kita renungkan apa yang sudah kita lakukan setahun yang lalu dan apa yang harus kita perbaiki dan kita tingkatkan di tahun mendatang,” jelas Gus Faiz.