Senin 24 Jul 2023 17:35 WIB

Vokalis 1975 Ciuman Gay di Panggung, Ustadz Erick: Hati-Hati Beri Ruang Ekspresi

MUI tegas menolak kampanye atau penyebaran paham LGBTQ.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam Majelis Ulama Indonesia (LSBPI MUI) Ustadz Erick Yusuf.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam Majelis Ulama Indonesia (LSBPI MUI) Ustadz Erick Yusuf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam Majelis Ulama Indonesia (LSBPI MUI) Ustadz Erick Yusuf mengatakan Indonesia harus lebih berhati-hati memberikan ruang ekspresi bagi para seniman agar tidak menyebarkan paham LGBTQ.

Sebab sebelumnya band asal Inggris The 1975 membuat onar saat manggung di Malaysia dengan melakukan ciuman sesama jenis sebagai aksi protes UU Anti-LGBT di negara tersebut.

Baca Juga

"Kita melihat apa-apa yang terjadi yang viral kemarin di Malaysia ya. Ini kita harus berhati-hati. Karenanya dalam memberikan satu ruang ekspresi ya kita harus lihat lagi tidak boleh di negeri ini itu mengkampanyekan, mengajak, menyebarluaskan paham LGBT itu," kata Ustadz Erick, Senin (24/7/2023)

"Jadi dari seluruh aspek baik itu entertainment ya seni, budaya, filmnya ini film juga harus kemudian dilihat diskrining. Maksudnya dilihat mana yang bisa diapresiasi secara positif mana yang kemudian ada kandungan kampanye LGBT yang harus kita tolak itulah yang bisa kita lakukan yang kurang lebihnya," lanjutnya.

Adapun viral di media sosial momen ketika vokalis band The 1975, Matty Healy marah-marah mengkritik Undang-Undang Anti-LGBT Malaysia saat konser di Kuala Lumpur. Video yang tersebar di media sosial memperlihatkan pentolan The 1975 tersebut mencium pemain bas Ross MacDonald di atas panggung.

Pemerintah Malaysia langsung menghentikan festival musik itu pada Sabtu (22/7/2023) sehari setelah momen tersebut. The 1975 dilarang tampil lagi di Malaysia.

"Kami MUI sudah tegas menolak kampanye atau penyebaran paham LGBTQ, tapi harus dipahami juga jangan jadikan sepertinya itu Islam berhadap-hadapan dengan hak asasi manusia. Pada esensinya yang kita tolak adalah gerakan kampanye atau penyebaran yang membuat mereka menginginkan komunitas LGBT ini membesar," kata Ustadz Erick.

Dia menyatakan LGBT adalah sebuah penyakit yang seandainya sudah terpapar harus diarahkan agar bisa kembali seperti sediakala. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement