Kamis 27 Jul 2023 13:31 WIB

Masyarakat Toba, Sumut Demo di Monas Gara-Gara Jalan Rusak 20 Tahun

Jalan rusak sepanjang 60 km di Kabupaten Toba sudah dua dasawarsa tak diperbaiki.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Masyarakat Habornas (Habinsaran, Bobor, dan Nassau), Kabupaten Toba, Sumatera Utara saat melakukan demonstrasi di kawasan Monas, Jakarta Pusat, menuntut Presiden RI Joko Widodo memperbaiki jalan rusak di wilayah Toba, Kamis (27/7/2023).
Foto: Republika/Eva Rianti
Masyarakat Habornas (Habinsaran, Bobor, dan Nassau), Kabupaten Toba, Sumatera Utara saat melakukan demonstrasi di kawasan Monas, Jakarta Pusat, menuntut Presiden RI Joko Widodo memperbaiki jalan rusak di wilayah Toba, Kamis (27/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masyarakat dari Kecamatan Habinsaran, Borbor, dan Nassau (Habornas), Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara (Sumut) melakuan aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2023). Mereka menuntut agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perhatian pada perbaikan jalan di ketiga kecamatan terpencil tersebut yang telah rusak selama lebih dari dua dasawarsa.

"Tujuan dari aksi kami dari masyarakat Habornas adalah meminta perhatian Bapak Jokowi untuk memperhatikan jalan-jalan kami yang rusak berat. Kerusakan jalan itu sudah 21 tahun," kata Ketua Aksi Habornas Parasman Pasaribu saat ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2023).

Parasman menuturkan, jalan rusak berat di ketiga kecamatan itu memiliki panjang sekitar 60 kilometer (km). Kerusakan jalan itu berdampak pada banyak sektor terutama sektor ekonomi dan distribusi.  

Akibat jalan rusak, sambung dia, proses pengangkutan hasil  pertanian menjadi lamban. Diketahui, notabene mata pencaharian masyarakat di kawasan tersebut yakni sebagai petani dengan hasil pertanian yang beragam, seperti jeruk, andaliman, dan kopi karo.  

Jalan rusak juga membuat aktivitas masyarakat juga sulit untuk mobilitas dari satu titik ke titik lainnya. Termasuk bagi para anak-anak usia sekolah yang sering mengalami kecelakaan jalan.

"Kami sangat menderita, bahkan anak-anak SMA harus turun bergotong-royong untuk membentuk jalan itu. Karena banyak anak sekolah yang jatuh dan kecelakaan," tutur Parasman.

Menurut Parasman, selain mengalami kesulitan dari segi akses jalan, warga di Habornas juga mengalami permasalahan fasilitas lainnya seperti kesulitan mendapatkan sinyal, sebagian bangunan sekolah yang roboh, serta minimnya akses kesehatan. Kondisi itu makin membuat warga Habornas gerah karena kurangnya sentuhan dari pemerintah untuk membangun wilayah tersebut.

Ancam tak ikut Pemilu 2024

Saking geramnya dengan kondisi yang ada di wilayah tersebut, warga mengancam untuk tidak ikut serta dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal itu jika Presiden Jokowi tidak memberikan perhatian pada keluhan yang disampaikan.

"Kalau tuntutan kami tidak diperhatikan oleh pemerintah pada kali ini, kami akan datang dengan massa yang lebih besar. Di samping itu kami merencanakan kalau Harbonas tidak akan ikut pesta pemilihan yang akan datang karena percuma kami mempunyai wakil di DPR, DPRD, dan DPRD tingkat dua kalau mereka tidak memperjuangkan rakyat," kata Parasman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement