Jumat 28 Jul 2023 07:36 WIB

Jenderal Soedirman Dikukuhkan Sebagai Bapak Kepanduan Hizbul Wathan

Kepribadian Jenderal Soedirman harus diteladani dan menjadi inspirasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Panglima Besar Jenderal Soedirman dikukuhkan menjadi Bapak Kepanduan Hizbul Wathan (HW) dalam Pembukaan Muktamar HW yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (27/7/2023). Kegiatan ini turut dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, Sekretaris PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti, lebih 7.000 penggembira, serta 3.100 peserta kemah akbar.

Haedar menilai pribadi Jenderal Soedirman yang merupakan Bapak Kepanduan HW harus diteladani dan menjadi inspirasi bagi semua pandu. Sebelum terjun ke dunia militer, Soedirman aktif berorganisasi kepemudaan HW. Berkat pendidikan yang diperoleh dari Muhammadiyah, ia memiliki pribadi yang tegak membela kepentingan Tanah Air.

Menurut Haedar, muktamar harus menjadi proses yang menghasilkan program dan keputusan penting demi kemajuan organisasi dan bangsa. Bukan hanya menjadi kegiatan rutinitas dan formalitas semata. "Harus ada kebaruan yang diberikan sehingga HW tidak berjalan stagnan," kata dia.

Muktamar juga perlu dijadikan sebagai agenda strategis menyusun kepemimpinan yang lebih baik. Hal ini penting mengingat kegiatan ini terdiri atas mereka yang berpengalaman dan anak-anak muda yang memiliki ide-ide segar.

Ditegaskan, HW merupakan gerakan yang inklusif lintas usia dan kelompok sehingga harus memiliki kepemimpinan yang dinamis dan progresif. Haedar juga mendorong HW untuk mampu membawa misi Islam berkemajuan sehingga HW bisa berjalan seirama dengan Muhammadiyah.

Hal ini terutama dalam menampilkan Islam berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dan mampu memberikan solusi untuk berbagai permasalahan bangsa. Kemudian mengingat kebangsaan senantiasa melekat pada nama Hizbul Wathan.

Hal serupa juga ditegaskan Ketua Umum Gerakan Kepanduan HW, Endra Widyarsono. Menurutnya, kolaborasi dan kerja sama menjadi kunci untuk memberi kontribusi. Pandu HW yang sudah terlatih, tangguh, suka menolong, dan penyayang semua makhluk diyakini bisa memasuki era kehidupan baru dengan baik.

Sekecil apapun manfaat yang disebarkan, kata dia, pandu HW harus dan akan selalu bisa berbagi dan berkontribusi. Berbekal pelatihan yang sudah diberikan, mereka akan mampu menjadi manusia yang siap dan sanggup melewati berbagai tantangan di era kehidupan baru.

Sebagai tuan rumah, UMM juga bangga dan mendukung penuh acara kali ini. Rektor UMM, Prof Fauzan menegaskan, Muktamar HW harus menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, bukan hanya bagi kalangan Muhammadiyah tetapi juga masyarakat secara luas.

Komitmen untuk terus berinovasi dan memberikan solusi bagi bangsa sudah seharusnya tertanam pada diri pandu HW. "Ini sebagaimana makna nama Hizbul Wathan yakni pembela Tanah Air,” jelas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement