REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun mencatat 144 kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga pertengahan 2023 yang terjadi di wilayah itu.
"Setidaknya ada 114 kasus DB di Kota Madiun sejak Januari hingga 26 Juli 2023 kemarin. Namun nihil kasus kematian," ujar Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun Denik Wuryani, di Madiun, Jumat.
Untuk menekan kasus, pihaknya telah melakukan 42 pengasapan (fogging) untuk membunuh nyamuk pembawa virus demam berdarah sejak Januari hingga Juli 2023. Pengasapan terbaru, lanjutnya, dilakukan di Kelurahan Taman, Jalan Sarean, dan Jalan Kapuas, Kamis (27/7/2023).
Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah masing-masing. "Biarpun ada fogging, PSN tetap harus rajin dilakukan. Karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa yang sudah terbang. Sedang untuk jentik-jentik nyamuknya bisa melalui PSN. Khususnya gerakan 3M plus itu," katanya.
Denik menyebut pengasapan paling banyak tercatat di wilayah Kecamatan Taman. Setidaknya sudah dilakukan di 27 lokasi pengasapan di kecamatan tersebut. Sementara itu, ada 12 lokasi pengasapan di Kecamatan Kartoharjo dan tiga lokasi di Kecamatan Manguharjo.
Ia berharap masyarakat tetap waspada penularan DBD biarpun saat ini sedang musim kemarau. "Jangan dikira kalau musim kemarau tidak ada kasus DBD. Memang kalau musim hujan perkembangbiakan nyamuk lebih cepat karena banyak tempat untuk berkembang biak," ungkap dia.
Pihaknya meminta masyarakat tetap waspada. Sebab upaya menekan perkembangbiakan nyamuk memang tidak cukup hanya PSN melalui 3M-nya. Tetapi juga harus ada upaya tambahan.
"Di antaranya, memakai lotion anti-nyamuk, memasang kelambu di tempat tidur, dan lainnya, atau biasa disebut dengan 3M plus. Intinya, kita harus meminimalkan dari gigitan nyamuk," katanya.