REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan berbicara langsung dengan Menteri Luar Negeri Swedia melalui telepon pada Jumat (28/7/2023), di mana dia menyampaikan kekecewaan yang mendalam kepada Stockholm atas aksi pembiaran pembakaran Alquran yang berulang-ulang. Pangeran Faisal mempertegas "penolakan total" Kerajaan terhadap semua upaya untuk melecehkan Alqur'an, Kantor Berita Arab Saudi melaporkan, Sabtu (29/7/2023).
Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan bahwa insiden yang terjadi berulang kali di mana kitab suci umat Islam itu dibakar berkontribusi dalam "menyulut kebencian dan membatasi upaya dialog antar umat beragama." Seraya ia menyerukan kepada Swedia untuk mengambil langkah-langkah untuk menghentikan tindakan ekstremis yang berlindung atas nama kebebasan berpendapat itu.
Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengutuk dan mengecam upaya pembakaran Alquran, dan menekankan bahwa negaranya akan berusaha untuk menghentikan semua tindakan yang menyinggung agama dan kitab suci agama Islam dan agama manapun.
Ia menyatakan "penyesalan mendalam" atas apa yang disebutnya sebagai "eksploitasi terbuka" terhadap konstitusi Swedia terkait kebebasan berpendapat dan berekspresi, demikian disampaikan Swedish Press Agency (SPA).
Dalam beberapa pekan terakhir, para ekstremis liberal telah membakar salinan Al-Qur'an di luar kedutaan besar negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim dan masjid-masjid di Swedia dan Denmark.
Sabtu lalu, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyatakan kecaman keras terhadap aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kebencian. Bahkan kantor Kedutaan Besar Swedia di Irak diserang dan diduduki massa yang memprotes pembiaran aksi pembakaran Alquran.