REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dante Saksono Harbuwono, menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Kesehatan Majelis Pendidikan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah di Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta pada Jumat (4/8/23). Dante pun memberikan apresiasi dengan mengatakan 'Aisyiyah telah berkontribusi bagi transformasi kesehatan di Indonesia
"Aisyiyah yang memiliki sebanyak 18 rumah sakit dan 45 klinik serta telah turut berkontribusi dalam transformasi kesehatan di Indonesia," kata Dante.
Lebih lanjut ia menjelaskan mengenai enam pilar transformasi sistem kesehatan di Indonesia untuk menjawab berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia. Dante mendorong berdirinya rumah sakit maupun klinik ‘Aisyiyah di berbagai lokasi.
Hal ini dikarenakan masih kurangnya akses ke layanan primer. "Dari 273,5 juta penduduk, hanya ada 10 ribu puskesmas, ini tidak cukup untuk mengakses layanan primer di bidang kesehatan," kata Dante.
Wamenkes juga mendorong dibukanya fakultas-fakultas kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah. Hal ini dikarenakan masih kurangnya SDM kesehatan yang masih kurang dan tidak merata. "Harusnya satu dokter untuk seribu penduduk, di kita 0.47 dokter per 1,000 penduduk," ungkapnya.
Menurutnya data tersebut jauh dari rata-rata dunia yakni 1,76 dokter per 1,000 penduduk. Ia mengatakan saat ini dengan jumlah dokter umum di Indonesia sebanyak 144 ribu orang, maka dibutuhkan 172 ribu orang.
"Jumlah lulusan dokter dua belas ribu setiap tahun, maka kalau kita tidak melakukan transformasi kesehatan di bidang SDM ini maka butuh waktu 10-12 tahun untuk mencukupi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia," kata dia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Salmah Orbayinah menyebut, 'Aisyiyah berkomitmen untuk melaksanakan dakwah kesehatan di berbagai sektor. Beberapa hal yang sudah dilakukan dan akan terus dilakukan adalah mendirikan Program Studi Bidang Ilmu Kesehatan.
"Kini alhamdulillah sudah memiliki tiga Unisa dan tujuh perguruan tinggi di mana semuanya sudah menghasilkan alumni yang berdiaspora ke seluruh negeri dan banyak berkiprah di banyak tempat di tanah air," jelasnya.
Salmah berharap akan semakin banyak lagi lulusan tenaga kesehatan termasuk dokter dari Universitas 'Aisyiyah. Sehingga akan menambah jumlah dokter di Indonesia karana sesungguhnya jumlah dokter di Indonesia masih sangat kurang.
"Sehingga ‘Aisyiyah-Muhammadiiyah bisa betul-betul mendukung kebutuhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan masyarakat," tegas Salmah.