REPUBLIKA.CO.ID,Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) biasanya dinyatakan dalam satuan liter bahan bakar per 100 km perjalanan. Tetapi ini juga lebih dipahami oleh beberapa orang (biasanya orang yang lebih tua yang mengingat mil per galon) ketika dinyatakan sebagai jumlah kilometer yang ditempuh per liter bahan bakar.
Di zaman ketika bahkan mobil baru dengan harga murah memiliki komputer perjalanan untuk menawarkan angka konsumsi bahan bakar rata-rata dalam perjalanan, apakah kita masih ingin tahun berapa konsumsi BBM mobil kita? Atau kita cukup percaya dengan angka konsumsi BBM yang ditampikan odometer?
Tidak apa-apa jika Anda tidak terlalu khawatir tentang akurasi dari angka yang ditampilkan, tapi faktanya komputer perjalanan on-board tidak seakurat yang dipikirkan banyak orang.
Komputer ini biasanya mengukur jumlah udara yang masuk ke mesin (melalui sensor mesin) dan kemudian merujuk ke satu set tabel yang memberikan jumlah bahan bakar yang sesuai.
Sayangnya, ini tidak selalu merupakan metode yang benar-benar akurat dan meskipun nyaman dan cukup dekat untuk mendekati kebenaran, ini bukan cara ilmuwan mengukur konsumsi bahan bakar.
Ilmuwan akan menggunakan matematika dasar, dan terlepas dari apakah itu untuk menghitung berapa liter bensin per kilometer, berapa liter per 100 km atau bahkan kilometer per liter, itu semua adalah rumus konsumsi bahan bakar yang mendasar tetapi spesifik.
Jadi, begini cara kerjanya: Yang pertama adalah jumlah kilometer yang ditempuh (dengan asumsi Anda menyetel ulang meteran perjalanan Anda saat terakhir mengisi bahan bakar) dan jumlah liter yang baru saja Anda tambahkan ke tangki untuk membuat mobil kembali penuh.
Agar perhitungannya tetap sederhana, katakanlah Anda telah menempuh jarak 500 km dari pengisian terakhir dan menambahkan 40 liter untuk membuat tangki kembali penuh.
Jika Anda ingin mengetahui liter per 100 km, Anda membagi jumlah liter dengan jumlah potongan perjalanan 100 km (dalam hal ini, lima, berasal dari 500 dibagi 100). Ketika Anda membagi 40 dengan lima, Anda mendapatkan delapan yang berarti Anda telah menggunakan delapan liter per 100 km perjalanan.
Anda mungkin akan menemukan potongan 100 km Anda bukan angka bulat yang bagus. Jadi, jika Anda menempuh jarak 560 km untuk 40 liter yang sama, persamaannya adalah 40 dibagi 5,6 (untuk angka 7,14 liter per 100 km).
Namun bagaimana jika Anda ingin mengetahui kilometer per liter yang telah Anda capai dalam perjalanan yang sama? Sekarang persamaannya menjadi jarak yang ditempuh dibagi dengan liter yang dikonsumsi.
Yaitu: 500 dibagi 40, artinya Anda telah menempuh jarak 12,5 kilometer untuk setiap liter yang digunakan.
Meskipun ini sering kali merupakan metode yang lebih akurat jika dibandingkan mengandalkan komputer perjalanan, masih ada beberapa variabel yang dapat bisa menjadi bahan perdebatan.
Odometer tidak selalu akurat, dan sementara pompa bahan bakar diperiksa keakuratannya secara teratur. Mungkin lantai tempat Anda mengisi BBM tidak rata sempurna. Udara panas, bahkan suhu sekitar dapat berpengaruh pada seberapa banyak ruang fisik yang ditempati bensin.
Bagaimanapun, faktor terbesar yang menentukan penghematan bahan bakar adalah gaya mengemudi Anda. Tidak masalah apakah Anda mengendarai mobil SUV atau truk, atau apakah itu didukung oleh bensin, solar, gas (LPG) atau hibrida, cara terbaik untuk menghemat bahan bakar adalah mengemudi dengan lancar dan menggunakan throttle sesedikit mungkin.
Angka lain yang bisa sedikit menyesatkan dalam hal konsumsi bahan bakar adalah angka uji yang ada di kaca depan mobil anyar di ruang pamer. Angka-angka ini sama dengan tes siklus jalan raya, tes siklus perkotaan, dan kombinasi dari kedua tes tersebut.
Secara garis besar, dalam penggunaan normal, Anda tidak akan pernah bisa menyamai angka tersebut, apalagi mengalahkannya.