REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Federal International Finance (FIF) meyakini pembiayaan akan tumbuh positif di 2023 di tengah tren penjualan motor yang masih lesu. FIF optimistis kinerja pembiayaan tahun ini mampu melampaui penyaluran tahun lalu yang sebesar Rp 37 triliun.
Realisasi pembiayaan FIF pada semester I 2023 telah mencapai Rp 21 triliun atau tumbuh sekitar 35 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2022 sekitar Rp 15 triliun. FIF menargetkan pembiayaan hingga akhir 2023 sebesar Rp 43 triliun untuk semua produk.
Sepanjang tahun ini, FIF berharap dapat menyalurkan pembiayaan untuk sekitar 2,6 juta-3 juta unit kendaraan. Dari total target tersebut, sekitar 67 persen di antaranya akan disumbang oleh motor baru. "Saya rasa tahun ini semua masih on track," kata Presiden Direktur FIF Margono Tanuwijaya saat Media Gathering Astra Financial di Jakarta, Senin (7/8/2023).
Margono mengakui, penjualan motor pada periode Mei-Juni sempat turun secara drastis pada tahun lalu. Namun, Margono mengakui kinerja penjualan untuk tahun ini sudah lebih meskipun belum kembali seperti level prapandemi.
Meski tren penjualan masih lesu, Margono menilai kinerja pembiayaan sudah pulih bahkan mampu menyamai kinerja pada 2019. Margono melihat tren penyaluran pembiayaan sudah menunjukkan peningkatan sejak semester I 2023 dan diyakini akan berlanjut di semester II 2023.
Di sisi lain, Margono mengatakan, kehadiran motor listrik tidak akan terlalu berkontribusi terhadap kinerja pembiayaan. Pasalnya, pembelian motor listrik didominasi segmen pasar menengah ke atas. Walaupun begitu, FIF akan tetap menyiapkan skema pembiayaan untuk motor listrik.
Pada gelaran GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, FIF menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan hingga ke 500 unit motor. "Selama acara 10 hari, kami targetkan pembiayaan untuk 50 motor per harinya," ujar Margono.
Seiring meningkatnya pembiayaan pada tahun ini, Margono melihat adanya potensi kenaikan Non Performing Financing (NPF). Meski demikian, Margono yakin FIF akan tetap mampu menjaga NPF di bawah dua persen, jauh lebih baik dari industri.