Jumat 11 Aug 2023 05:25 WIB

Tim TMC BRIN Semai Garam untuk Basahi Lahan Gambut di Riau

TMC adalah proses pembasahan lahan gambut di Provinsi Riau guna mencegah kebakaran.

Tim TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mulai terbang menggunakan pesawat Cassa untuk menyemai garam di awan yang berpotensi hujan sebanyak 15 ton.
Foto: Antara/HO-HUmas BPBD Riau.
Tim TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mulai terbang menggunakan pesawat Cassa untuk menyemai garam di awan yang berpotensi hujan sebanyak 15 ton.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tim dari Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mulai terbang menggunakan pesawat Cassa untuk menyemai garam di awan yang berpotensi hujan sebanyak 15 ton.

"Kegiatan modifikasi cuaca untuk memancing hujan tersebut dilakukan hingga 12 hari ke depan, untuk membasahi lahan gambut guna menekan potensi kebakaran hutan dan lahan akibat musim panas melanda Riau kini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edy Afrizal dalam keterangannya di Pekanbaru, Kamis (10/8/2023).

Dia mengatakan, untuk hujan buatan melalui modifikasi cuaca itu dimulai pada dua kabupaten yakni Siak dan Pelalawan. Sebelumnya tim TMC dari BRIN sudah melakukan kajian modifikasi di Riau.

"Teknologi modifikasi cuaca adalah usaha campur tangan manusia dalam mengendalikan sumber daya air di atmosfir dengan memanfaatkan parameter cuaca guna memodifikasi cuaca," katanya.

TMC, katanya, adalah proses pembasahan lahan gambut di wilayah Provinsi Riau guna mencegah terjadinya karhutla. Kegiatan TMC di Riau sudah dimulai sejak 17 Mei 2023, sedangkan operasi TMC dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi solusi permanen dalam upaya pengendalian bencana karhutla di Indonesia dan khusus di Riau.

Sementara itu, BMKG memprediksi fenomena El Nino yang akan terjadi tahun 2023 akan lebih tinggi indeksnya dari tahun sebelumnya yang mengakibatkan potensi bencana karhutla yang lebih besar.

"Karena itu TMC dilakukan untuk tujuan pembasahan lahan gambut. Target operasi TMC adalah untuk menjaga tinggi muka air tanah gambut agar tetap berada di batas atas ambang batas kekeringan sehingga lahan gambut tidak mudah terbakar dan potensi kejadian karhutla dapat dikurangi," ujarnya.

Eddy menjelaskan, kondisi cuaca yang relatif kering karena sebagian wilayah Provinsi Riau sudah mulai masuk musim kemarau ditambah semakin tingginya indeks NINO3.4 yang mengindikasikan dimulainya fenomena El Nino menyebabkan potensi kemunculan titik panas (hotspot) yang menjadi asal muasal bencana kebakaran hutan dan lahan juga semakin meningkat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement