Kamis 10 Aug 2023 21:15 WIB

Kisah Pak AR Ketua Muhammadiyah yang Dijebak Pimpin Yasinan Malam Jumat

Pak AR dipaksa memimpin pengajian malam Jumat.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
.
Foto: network /Kurusetra
.

Pak AR mengajar warga mengaji<a href= Yasinan model Muhammadiyah." />
Pak AR mengajar warga mengaji Yasinan model Muhammadiyah.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Bagi sebagian umat Islam, pengajian pada malam Jumat diisi dengan membaca Surah Yasin atau dikenal Yasinan. Namun, warga Muhammadiyah yang tidak mengenal dan melaksanakan Yasinan dianggap berlainan. Seperti kisah KH AR Fachruddin atau Pak AR saat masih muda, di mana beliau disebut beraliran Wahabi karena berasal dari Muhammadiyah.

Memang warga Muhammadiyah kerap dituding berkaitan era dengan Wahabi. Pak AR pun menjadi salah satu yang pernah berada di situasi tersebut. Kisah Pak AR dituding sebagai Wahabi dan "dipaksa" memimpin pengajian Yasinan untuk meyakinkan jika warga jika tidak anti-pengajian. Dalam Muhammadiyah tidak mengenal tradisi Yasinan karena disebut tidak ada tuntunannya dalam ajaran Islam.

BACA JUGA: Akar Sejarah Tradisi Yasinan: Akulturasi Budaya Jawa dan Ajaran Islam

.

Seperti diceritakan putra Pak AR, Syukriyanto dalam buku Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR, saat baru berusia 18 tahun, Pak AR ditugaskan Muhammadiyah untuk berdakwah di Ulak Paceh, Palembang. Di sana, Pak AR muda bertemu seorang ulama terkenal dan disegani tetapi disebut sangat membenci dan bersikap sinis terhadap warga Muhammadiyah.

Setiap hendak pergi mengajar, Pak AR selalu lewat depan rumah ulama tersebut dan memberi salam kepadanya. Namun salam Pak AR tak pernah dijawab.

BACA JUGA: Orang Muhammadiyah Ternyata Juga Yasinan, Begini Cara Praktiknya

Namun Pak AR terus memberi salam setiap kali bertemu ulama tersebut. Pelan tapi pasti, salam Pak AR dijawab, walau hanya dibalas dengan ucapan ‘Salam’ atau ‘lam’. Meski begitu tak ada sebersit pun rasa sesal dalam diri Pak AR.

Karena mendapat lampu hijau, Pak AR semakin semangat mengucapkan salam kepada ulama tersebut setiap kali bertemu. Hingga akhirnya ulama tersebut mau juga menjawab secara lengkap, disertai senyum.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Perbedaan Muhammadiyah-NU, Muhammadiyah Ajarannya Merujuk ke Rasulullah, NU Ya Sama

Merasa mendapat jawaban salam secara lengkap, Pak AR menghentikan langkahnya dan menjabat tangan ulama itu sambil tersenyum pula hingga terjadi percakapan. ”Apa guru orang Muhammadiyah (di Ulak Paceh, Pak AR biasa dipanggil dengan sebutan guru)?” tanya ulama tersebut.

“Ya, saya orang Muhammadiyah yang pernah belajar di Darul Ulum Muhammadiyah Yogyakarta,” jawab Pak AR.

“Jadi guru benar-benar orang Muhammadiyah?” desak ulama.

“Ya, saya orang Muhammadiyah.”

BACA JUGA: Cak Nun: Muhammadiyah dan NU tak Ada Bedanya, Kita Sebagai Manusia Jangan Merasa Paling Benar

“Lha, kok baik?" balas Ulama keheranan.

“Siapa bilang orang Muhammadiyah tidak baik?” Pak AR tersenyum.

“Ya, kata orang-orang, Muhammadiyah itu Wahabi, suka mengubah agama dan mengafirkan orang lain,” ucap ulama tersebut.

“Itu kan kata orang-orang. Tapi Angku kan sudah melihat sendiri saya ini orang Muhammadiyah, bukan hanya kata orang-orang,” kata Pak AR bercanda.

BACA JUGA: Cak Nun Sebut di Muhammadiyah Hukum Rokok Terbelah Jadi Dua Mazhab

“Kalau begitu, besok malam Jum’at, guru saya undang Yasinan. Bagaimana?” pinta ulama.

“Baik, Insya Allah,” Pak AR menyanggupi walau beliau sedikit bingung karena merasa tak pernah diajari Yasinan.

Pak AR lalu datang ke pengajian Yasinan...


Pak AR mengajar warga mengaji Yasinan model Muhammadiyah.
Pak AR mengajar warga mengaji Yasinan model Muhammadiyah.

Mengaji Yasinan

Pak AR pun gamang untuk menerima undangan. Bermacam pikiran mengganggu benak Pak AR, salah satunya kekhawatiran jika disuruh memimpin Yasinan, padahal ia belum pernah ikut dan belum tahu prosesi Yasinan.

Di tengah kekhawatiran itu, muncul ide yang menurut Pak AR relevan. Tibalah malam Jumat yang dijanjikan. Pak AR menghadiri undangan Yasinan.

Dugaan Pak AR benar. Beliau diminta memimpin Yasinan. “Selama ini Yasinan-nya seperti apa?” tanya Pak AR pada jamaah.

.

BACA JUGA: Muhammadiyah Bangun Hotel Rp 50 Miliar tanpa Utang, dari Mana Duitnya?

“Ya, seperti biasa,” jawab hadirin.

“Jadi bapak-bapak sudah bisa dan hafal semua?”

“Ya, sudah hafal.”

BACA JUGA: Gara-Gara Salah Masuk Masjid, Pak AR Jadi Imam Sholat Tarawih Ratusan Warga NU

“Baiklah, kalau begitu sekarang kita Yasinan model baru supaya kita punya pengalaman baru. Setuju?” tanya Pak AR.

“Setuju!” jawab hadirin kompak.

Dibacalah ayat pertama, dan salah seorang diminta untuk mengartikan. “Kalau tidak bisa akan saya bantu,” kata Pak AR.

Usai mengartikan, Pak AR menjelaskan apa itu Surah Yasin yang sering dibaca, apa arti dan maksud ayat-ayatnya. Jamaah pun menganguk-angguk.

BACA JUGA: Humor Gus: Cinta Sejati Seperti Tarawih Mampu Bertahan Sampai 23 Rakaat, Tapi Mas Saya Muhammadiyah

Meski hanya satu dua ayat yang dibahas pada acara Yasinan itu, para jamaah puas dengan "Yasinan model Muhammadiyah". Bahkan ada permintaan agar dilanjutkan saat Yasinan mendatang.

“Bagi saya, terserah hadirin saja. Tentunya keputusan ada pada tetua kita Al-Mukarom Angu Ulama,” balas Pak AR sembari menebar senyum.

BACA JUGA: Puasa Asyura Hari Jumat, Haruskah Puasa di Hari Sabtu? Ini Penjelasan Muhammadiyah

Anehnya, ulama itu menyetujuinya. Meski begitu, untuk lebih baiknya, Pak AR meminta agar pelaksanaannya diselang-seling.

Pada Jumat malam gasal, Yasinan model lama dipimpin Angku Ulama; sedangkan pada Jumat malam genap Yasinan model baru diisi oleh Pak AR.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Gara-Gara Berwajah Arab, Penjual Parfum Diminta Khutbah Sholat Jumat

Lama kelamaan, sang ulama menyerahkan tanggung jawab pada Pak AR sebagai pemimpin Yasinan. Selanjutnya, Yasinan tidak lagi berlangsung seperti hari-hari sebelumnya, melainkan berganti sebagai pengajian tafsir Alquran.

.

BACA TULISAN MENARIK LAINNYA:

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Humor Gus Dur: Orang Jepang Sombong Mati Kutu di Depan Sopir Taksi

> Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam

> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

sumber : https://kurusetra.republika.co.id/posts/231407/kisah-pak-ar-ketua-muhammadiyah-yang-dijebak-pimpin-yasinan-malam-jumat
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement