Jumat 11 Aug 2023 07:18 WIB

Kekerasan Paksa Ribuan Muslim India Hengkang dari Pusat Bisnis

Pemilik toko Hindu mengusir muslim yang menyewa tokonya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Aparat di Haryana, India menangkap ratusan muslim dan menghancurkan rumah serta toko yang ada di kawasan mayoritas muslim tersebut.
Foto: AP
Aparat di Haryana, India menangkap ratusan muslim dan menghancurkan rumah serta toko yang ada di kawasan mayoritas muslim tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Warga, polisi dan kelompok komunitas mengatakan lebih dari 3.000 muslim penghasilan rendah meninggalkan pinggir pusat bisnis New Delhi bulan ini. Mereka menghindari bentrokan muslim-hindu dan serangan sporadis yang mengincar mereka.

Toko-toko dan warung milik atau dikelola muslim dan rumah mereka di dua pemukiman kumuh digembok setelah peristiwa yang menewaskan tujuh orang dalam bentrokan di distrik Nuh dan Gurugam di Negara Bagian Haryana pekan lalu. Haryana bersebelahan dengan ibukota India.  

Baca Juga

Kekerasan dimulai pada 31 Juli lalu setelah prosesi keagamaan Hindu yang digelar kelompok satu ideologi dengan partai berkuasa Partai Bharatiya Janata (BJP) diserang dan sebagai balasan sebuah masjid diserang. Polisi meredakan kerusuhan setelah 48 jam.

Namun serangan-serangan kecil ke warga muslim berlanjut selama berhari-hari. Menakuti keluarga yang pindah ke pusat perkotaan baru Gurugram. Pusat bisnis itu lokasi dari 250 kantor 500 perusahaan Fortune.

Pelemparan baru, pembakaran dan vandalisme terhadap dua masjid di dua distrik kumuh memaksa ratusan keluarga muslim meninggalkan rumah petak satu kamar mereka. Saksi mata mengatakan keluarga-keluarga itu mencari penampungan sebentar di stasiun sebelum pergi.

"Banyak dari kami yang menghabis satu malam di peron kereta karena lebih aman di sana," kata penjahit yang terpaksa pulang ke kampung halamannya di timur Negara Bagian Bihar, Raufullah Javed, Kamis (10/8/2023).

Presiden Dewan Teologi Muslim India (Jamiat-Ulema-e-Hind) Gugugram Mufti Mohammed Salim memperkirakan lebih dari 3.000 muslim hengkang dari distrik Gurugram usai kerusuhan.

Empat penjaga toko muslim juga pulang ke desa mereka di timur India mengatakan anggota kelompok hindu garis keras menginterogasi mereka mengenai bisnis dan keluarga mereka.

"Sekelompok pria Hindu dalam jumlah banyak datang dan mulai bertanya berapa banyak uang yang saya hasilkan," kata tukang potong rambut Shahid Sheikh yang melarikan dari desa Tigra, rumah bagi 1.200 keluarga muslim.

"Banyak muslim yang memutuskan yang terbaik saat ini adalah pergi," kata Sheik.

Ia menambahkan beberapa pemilik toko Hindu mengusir muslim yang menyewa tokonya.

Ketegangan antara masyarakat mayoritas Hindu dan minoritas muslim memanas karena masalah makan sapi dan pernikahan lintas-agama. Muslim mengatakan mereka semakin diincar aktivis Hindu sejak pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa.

Pemimpin BJP mengatakan bentrokan antara dua komunitas juga pernah pecah di masa lalu dan menjadi semakin jarang saat mereka berkuasa.

Gurugram yang sebelumnya dikenal Gurgaon dihuni 1,5 juta orang. Google, American Express, Dell, Samsung, Ernst & Young dan Deloitte berkantor di sana.

Kepolisian Haryana mengatakan mereka menangkap 200 pria dari kedua belah pihak yang terlibat dalam kekerasan. Sejumlah muslim yang melarikan diri sudah kembali.

Menteri Dalam Negeri Haryana Anil Vij mengatakan ia menerima laporan sejumlah muslim pergi. Tapi kini situasinya sudah terkendali.

"Tidak ada yang meminta mereka pergi dan kami memberikan keamanan penuh pada semua area pemukiman sensitif," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement