Jumat 11 Aug 2023 13:35 WIB

Ini Bukti Teknologi AI Bisa Digunakan untuk Menipu

Cukup menggunakan bahasa Inggris yang tepat untuk memberikan perintah jahat pada AI.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Jangan percaya begitu saja pada informasi yang diberikan perangkat kecerdasan buatan (AI) karena data yang diberikan bisa jadi telah dimanipulasi/ilustrasi
Foto: Unsplash
Jangan percaya begitu saja pada informasi yang diberikan perangkat kecerdasan buatan (AI) karena data yang diberikan bisa jadi telah dimanipulasi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Penggunaan teknologi oleh peretas adalah salah satu risiko kecerdasan buatan (AI) generatif yang paling banyak dibicarakan. Segera setelah OpenAI meluncurkan ChatGPT, laporan mulai mengalir dengan mengklaim bahwa penjahat dunia maya sudah mulai menggunakan AI chatbot untuk membuat alat peretasan. 

Sebuah laporan baru kini mengklaim bahwa model bahasa besar (LLM) dapat ‘dihipnotis’ untuk melakukan aksi kejahatan. Menurut sebuah laporan oleh IBM, para peneliti mampu menghipnotis lima LLM, yaitu GPT-3,5, GPT-4, BARD, mpt-7b, dan mpt-30b  (keduanya model perusahan AI HuggingFace). Mereka menemukan bahwa hanya perlu bahasa Inggris yang baik untuk mengelabui LLM untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. 

Baca Juga

Chenta Lee, kepala arsitek intelijen ancaman di IBM, mengatakan apa yang para peneliti pelajari adalah bahwa bahasa Inggris pada dasarnya telah menjadi ‘bahasa pemrograman’ untuk malware. 

“Dengan LLM, penyerang tidak perlu lagi bergantung pada Go, JavaScript, Python, dll., untuk membuat kode berbahaya, mereka hanya perlu memahami cara efektif memerintahkan dan meminta LLM menggunakan bahasa Inggris,” kata Lee, dilansir dari Gizchina, Jumat (11/8/2023).