REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Olahraga bisa menyebabkan aritmia yaitu penyakit jantung yang menyebabkan detak jantung menjadi tak beraturan. Efek dari olahraga itu, akhirnya menimbulkan pertanyaan, apakah artinya ini seseorang yang memiliki aritmia tidak bisa latihan dan berolahraga lagi selama hidupnya?
Menurut Konsultan intervensi dan aritmia jantung Eka Hospital BSD, dr Ignatius Yansen Ng, SpJP (K), FIHA, FAsCC, jawabannya tentu tidak, mereka yang mengalami aritmia tentu masih dapat melakukan aktivitas fisik. "Namun dengan catatan sudah berkonsultasi dan mengikuti saran dari dokter terlebih dahulu," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (11/8/2023).
Aritmia juga memiliki jenis dan tingkat keparahannya masing-masing, sehingga pada beberapa kasus tertentu berolahraga seharusnya tidak menjadi masalah untuk penderita aritmia dan dokter dapat merekomendasikan beberapa jenis olahraga yang cocok. Jenis olahraga yang biasanya direkomendasikan dokter seperti peregangan tubuh, aerobik ringan, berenang, sepeda dan jogging.
Dokter bisa saja merekomendasikan jenis olahraga lain setelah memeriksa kondisi jantung, sehingga tidak menutup kesempatan bagi para atlet yang masih ingin tetap aktif berolahraga.
Apabila Anda adalah atlet yang memiliki risiko untuk terkena gangguan aritmia, maka jangan khawatir untuk tidak bisa berolahraga kembali. Sebaiknya konsultasikan kondisi Anda terlebih dahulu dengan dokter untuk melihat kondisi aritmia yang Anda miliki. Dokter bisa memeriksa faktor-faktor melalui pemeriksaan fisik hingga pencitraan sehingga dapat mengevaluasi apakah sebaiknya tindakan penanganan aritmia sebaiknya dilakukan.
Jika Anda memiliki tanda-tanda aritmia, maka dokter dapat melakukan beberapa tindakan untuk mengatasi aritmia. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dokter bisa meresepkan beberapa obat untuk menangani aritmia yang harus dikonsumsi secara rutin, sehingga pastikan untuk tidak melewati 1 obat sekalipun. Atau jika dirasa diperlukan, dokter bisa memberikan beberapa rekomendasi penanganan, salah satunya bisa melalui pemasangan pacemaker atau alat pacu jantung.
Dokter juga dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk menurunkan risiko dari aritmia, seperti:
1. Rekomendasi latihan olahraga sesuai dari kondisi aritmia.
2. Perubahan pola makan menjadi lebih sehat.
3. Menghindari dan mengelola stres dengan bijak.
4. Menjaga berat badan ideal.
5. Berhenti merokok.
6. Membatasi konsumsi kafein dan tidak mengonsumsi alkohol.