Selasa 15 Aug 2023 11:17 WIB

Jaga Kualitas Udara di Yogyakarta, Warga Diminta tak Bakar Sampah

Ia menekankan agar masyarakat mencintai lingkungan dengan memilah sampah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Membakar sampah (ilustrasi)
Foto: Republika
Membakar sampah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kualitas udara di Kota Yogyakarta pada Juli hingga Agustus 2023 ini mengalami peningkatan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mencatat bahwa kualitas udara dalam Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di bawah 50 atau masuk kategori baik-sedang.

Menurut Analis Kebijakan DLH Kota Yogyakarta, Intan Dewani, membakar sampah menjadi salah satu peningkatan kualitas udara menjadi kurang baik. Terlebih, saat ini juga banyak masyarakat yang membakar sampah menyusul ditutupnya TPA Regional Piyungan.

"Karena TPA Piyungan ditutup dan masyarakat banyak yang membakar sampah, ini berpengaruh terhadap kualitas udara di Kota Yogyakarta. Ditambah sejak bulan Juli-Agustus masih dalam musim kemarau," kata Inten belum lama ini.

Untuk itu, Intan meminta agar warga tidak melakukan pembakaran sampah yang dapat memperburuk kualitas udara di Kota Yogyakarta. Ia menekankan agar masyarakat mencintai lingkungan dengan terus melakukan pemilahan sampah.

"Kualitas udara kita sampai saat ini baik, saya berharap tetap bertahan di kondisi baik. Caranya mengurangi bakar sampah meskipun TPA tutup sementara," ucap Intan.

Intan juga menyebut bahwa peningkatan debu ataupun aktivitas transportasi di Kota Yogyakarta yang terus meningkat juga bisa memperburuk kualitas udara. Pasalnya, peningkatan aktivitas transportasi tersebut menyebabkan polusi udara.

Sementara itu, Sub Koordinator Kelompok Substansi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, Kesehatan Olahraga (KLKKKO) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Nur Wara Gunarsih mengatakan, kualitas udara yang kurang baik dapat memperburuk kondisi kesehatan manusia.

Terlebih kesehatan pada masyarakat yang rentan, seperti lansia, ibu hamil atau menyusui, dan anak-anak. Wara menjelaskan, kondisi kesehatan yang dapat ditimbulkan dari kualitas udara yang kurang baik yakni gangguan pernafasan.

"Seperti asma, penyakit paru-paru ataupun kanker paru-paru," kata Wara.

Untuk menghindari kondisi tersebut, ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan. Untuk mencegah terpapar polusi udara, Wara menuturkan agar warga dapat terus menggunakan masker.

Selain itu, Wara turut meminta masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah secara berlebihan. "Harapannya masyarakat bisa mencegah dengan menggunakan masker dan menghindari pembakaran sampah. Selain itu, jika bau disebabkan oleh biopori, maka warga dapat menutup penggunaan biopori di tempat yang tertutup," ucap Wara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement