REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diprediksi mendapatkan dukungan dari warga NU (Nahdliyin) pada Pemilihan Presiden 2024. Sebabnya, Prabowo merangkul berbagai kalangan dan memberdayakan mereka untuk sama-sama maju membangun bangsa.
Pengamat Politik Universitas Airlangga, Suko Widodo, menerangkan, menjelang Pilpres 2024, Prabowo diyakini sudah memiliki modal sosial yang sangat kuat. Hal itu tecermin dari relasi yang terus dijaga Prabowo kepada para kiai, ulama, dan ponpes di Jawa Timur (Jatim).
“Saya kira masuk akal karena memang Pak Prabowo itu kan sudah punya modal sosial sejak Pilpres 2014 dan 2019, ketika pilpres itu, punya relasi-relasi dengan utamanya adalah kiai-kiai ponpes itu,” kata Suko ketika dihubungi, Rabu (16/8).
Prabowo hingga kini memang pemimpin yang dekat dengan kalangan kiai dari NU. Hal itu terekam di beberapa kesempatan saat Prabowo bertemu dengan salah satu tokoh umat Islam, yakni Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau lebih akrab disapa Habib Luthfi bin Yahya.
Adapun kedekatan Prabowo dengan Habib Luthfi ini menjadi sebuah sinergi yang ciamik untuk menyukseskan acara berkelas internasional, yakni Muktamar Sufi Internasional yang akan diselenggarakan pada 29-31 Agustus 2023 mendatang. Kedekatan yang terjalin antara Ketum Gerindra itu dengan Habib Luthfi, menjadi katalis positif menyerap dukungan warga Nahdliyin.
Terbukti berdasarkan dari hasil survei yang dikeluarkan oleh SRS, Prabowo berhasil mendapatkan dukungan dari kalangan nahdliyin sebesar 41,5 persen. Angka itu jauh lebih tinggi, dibandingkan yang didapat Capres PDIP, Ganjar Pranowo 36,5 persen dan Capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan dengan 10,8 persen.
Maka dari itu, Suko mengatakan penerimaan Prabowo di Jatim meningkat karena memiliki hubungan dekat dengan para kiai dan ulama. Menurut dia, kedekatan hubungan ini terus memantik gelombang dukungan dari para nahdliyin Jatim.
“Hubungan Pak Prabowo dengan para kiai itu sudah lama terjalin, itu yang saya kira menyebabkan kenapa di riset hari ini angkanya cukup tinggi,” ujar Suko.
Prabowo bicara ekonomi Pancasila
Bakal calon presiden dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) Prabowo Subianto menyampaikan pandangannya terkait sistem ekonomi yang tepat diterapkan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dia menyebut, Indonesia tidak boleh menerapkan sistem ekonomi kapitalisme murni ataupun sosialisme murni.
Hal itu disampaikan Prabowo ketika menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Ekonomi Universitas Kebangsaan RI di Hotel Bidakara, Jakarta beberapa waktu lalu.
Lihat halaman berikutnya >>>