Rabu 16 Aug 2023 22:50 WIB

Ziarah ke Makam Mbah Dalhar Watucongol di Magelang, Ganjar Bicara Soal Cinta Indonesia

Ganjar mengagumi sosok Mbah Dalhar dan para ulama lain.

Makam sesepuh masyarakat Jateng, KH Nahrowi Dalhar bin Abdurrahman atau Mbah Dalhar.
Foto: Dok. HPJT
Makam sesepuh masyarakat Jateng, KH Nahrowi Dalhar bin Abdurrahman atau Mbah Dalhar.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berziarah ke makam ulama, wali, dan juga merupakan sesepuh masyarakat Jateng, KH Nahrowi Dalhar bin Abdurrahman atau Mbah Dalhar.

Makam Aulia tersebut berada di Kompleks Pemakaman Raden Santri, Dusun Karaharjan, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jateng. 

Baca Juga

Dalam momen ziarahnya itu Ganjar belajar bagaimana mencintai bangsa Indonesia. Pasalnya Mbah Dalhar merupakan ulama pejuang kemerdekaan yang bergeriliya di tahun 1800-an akhir hingga awal 1900-an.

Ayah almarhum, Kiai Abdurrauf bin Hasan Tuqo, merupakan salah satu orang yang membantu perjuangan Pangeran Diponegoro pada Perang Jawa.

“Mudah-mudahan kita generasi berikutnya bisa belajar dari beliau bagaimana mencintai bangsa ini,” kata Ganjar usai ziarah.

Ganjar mengagumi sosok Mbah Dalhar dan para ulama lain yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kemerdekaan bangsa Indonesia, khususnya masyarakat di Jateng kala itu.

Tak hanya itu, Ganjar mengatakan bahwa Mbah Dalhar telah mencontohkan bagaimana seharusnya pemimpin bersikap. Yakni melalui pendirian kuat, tegas, dan tidak pernah ragu dalam kebaikan.

“Bagaimana bersikap, tegas tidak pernah ragu, dan mengajarkan ilmu agamanya untuk masyarakat demi kebaikan-kebaikan. Luar biasa,” kata Ganjar.

Ganjar mengatakan, warisan Mbah Dalhar berupa ilmu dan semangatnya telah diwariskan ke generasi ini. Bahkan manfaat ekonomi dari ilmu-ilmu yang beliau berikan juga terus membersamai masyarakat sampai saat ini.

“Bayangkan saja, beliau sudah meninggal mendahului kita, ini semua yang hadir di sini bisa menikmati dari sisi ekonominya. Terus kemudian mereka ziarah, sehingga masyarakat juga mendapatkan sesuatu. Luar biasa,” kata Ganjar.

Sebelumnya, Ganjar juga menghadiri haul Mbah Dalhar di Ponpes Darussalam Watucongol, Gunungpring, Muntilan, Kabupaten Magelang pada Senin (8/5). Ganjar yang memiliki kedekatan dengan cucu KH Dalhar, KH Agus Ali Choisor (Gus Ali) kerap menyempatkan diri dalam acara rutin Ponpes Darussalam.

“Waktu kita haul saya datang. Saya dengan cucunya dengan cicitnya, sering komunikasi dengan Gus Ali,” ujar Ganjar.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement