Kamis 17 Aug 2023 03:40 WIB

Optimistis Kemiskinan Ekstrem Hilang 2024, Ini Langkah Pemerintah

Pemerintah akan melakukan intervensi terhadap daya beli masyarakat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Para pekerja membersihkan saluran air yang tercemar di daerah kumuh Jakarta, Senin (22/5/2023) (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Para pekerja membersihkan saluran air yang tercemar di daerah kumuh Jakarta, Senin (22/5/2023) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa optomistis kemiskinan ekstrem bisa hilang pada 2024. Pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem pada 2024 bisa mencapai nol persen.

"Kemiskinan ekstrem yang alhamdulillah pada Maret 2023 telah mencapai 1,12 persen dari target untuk 2024 antara nol hingga satu persen. Jadi ada penurunan 0,62 persen dibandingkan pada 2022," kata Suharso dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Kuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, garis kemiskinan ekstrem dihitung berdasarkan 1,9 dolar AS per kapita per hari atau sekitar Rp 11.571 per kapita per hari. Angka tersebut sama dengan kisaran Rp 351.957 per kapita per bulan.

"Jadi kalau garis kemiskinan sendiri itu kira-kira hampir tiga dolar per kapita per hari atau sekitar Rp 550.458 per kapita per bulan," ucap Suharso.

Dengan capaian pada kuartal I 2023 yang sudah mencapai 1,12 persen, Suharso optimistis target pada 2024 tercapai. Untuk pengentasan kemiskinan, Suharso menyebut pemerintah akan melakukan intervensi berkaitan dengan daya beli masyarakat dalam hal meningkatkan kemampuannya.

Suharso menambahkan akan dibentuk juga kawasannya. "Jadi intervensi dalam bentuk kawasan. Saya kira itu tetep seperti itu karena itu terbukti efektif karena kita sudah punya registrasi sosial ekonomi," ungkap Suharso.

Dia mengharapkan, tingkat ketepatannya akan semakin naik. Selain itu juga Suharso juga mengharapkan semua penerima manfaat juga semakin baik.

"Perolehan angka kita dalam hal penurunan tidak hanya kemiskinan ekstrem tapi kemiskinan pada umumnya," ucap Suharso.

Suharso menambahkan, intervensi stunting juga dilakukan di daerah yang masih memiliki tingkat cukup tinggi. Dia mengakui tingkat stunting masih cukup tinggi di Jawa.

Dia mengharapkan target angka stunting pada 2024 bisa turun hingga 14 persen. "Mudah-mudahan kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Sekarang kan bisa mencapai satu daerah 19 persen, ada juga daerah yang sudah mencapai 17 persen tetapi rata-rata nasional masuk 21 persen," ungkap Suharso.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan tingkat kemiskinan ekstrem bisa turun menjadi nol persen pada 2024. Pemerintah memastikan program-program prioritas akan difokuskan untuk penurunan kemiskinan. Arahan Jokowi tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat terbatas (ratas) terkait Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) 2024. Target penurunan kemiskinan ekstrem mencapai nol persen merupakan jangka pendek di tahun terakhir pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin.

"Penurunan kemiskinan ekstrem mencapai nol persen akan diupayakan pada tahun 2024," ujar Sri Mulyani.

Seiring dengan target menurunnya kemiskinan ekstrem, Sri Mulyani menegaskan target tingkat kemiskinan secara menyeluruh akan turun. Pemerintah membidik tingkat kemiskinan secara umum turun menjadi di kisaran 6,5 persen-7,5 persen pada 2024.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement