REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Aceh melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh menyatakan bahwa negara-negara di ASEAN banyak membantu proses singgah/transit untuk ekspor hasil perikanan dari Aceh.
"Negara ASEAN seperti Singapura sebenarnya lebih banyak sebagai transit ekspor ke negara Asia lainnya hingga Eropa," kata Kepala DKP Aceh Aliman, di Banda Aceh, Ahad (21/8/2023).
Banyak hasil perikanan dari Aceh itu setiap tahunnya di ekspor ke berbagai negara, termasuk di ASEAN, tetapi khusus untuk jenis lobster dan gurita biasanya lebih ke negara di luar Asean.
Secara keseluruhan, kata dia, jumlah ekspor perikanan Aceh pada 2022 lalu lebih kurang mencapai 18,4 ribu ton untuk seluruh jenis ikan dan udang segar serta olahan, termasuk gurita dan lobster.
"Kalau produk gurita atau lobster dalam bentuk beku biasanya ke Jepang, Cina dan Eropa karena pasarnya lebih besar, dan Asean menjadi negara transit," ujarnya.
Aliman menuturkan, banyak pengusaha Aceh itu melakukan pengapalan melalui jalur internasional, misalnya dari pelabuhan Medan, kemudian Singapura, dan baru ke negara tujuan.
"Kalau hasil perikanan itu total ekspor 3,858 ton pada 2022 untuk seluruh jenis ikan," katanya.
Aliman menegaskan, Pemerintah Aceh terus berupaya melakukan peningkatan ekspor hasil perikanan. Salah satu cara yang dilakukan yakni meningkatkan mutu hasil tangkapan nelayan.
"Kemudian, kita berupaya menyediakan sarana pra sarana seperti tempat pembekuan atau cold storage, menambah pabrik pengolahan, serta upaya peningkatan frekuensi tol laut," demikian Aliman.