Kamis 24 Aug 2023 07:24 WIB

Momen Megawati Terharu Saat Bicara Lirik Indonesia Raya Tiga Stanza

Lagu kebangsaan Indonesia Raya ditulis oleh Wage Rudolf Supratman.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri, sempat menyinggung soal keberagaman di Indonesia dalam sambutannya di acara peresmian Patung Soekarno di Omah Petroek, Pakem, Sleman, DIY. Menurut dia, Indonesia memiliki keberagaman yang luar biasa.

"Kalau yang nggak pernah turun pasti bingung, betul, tapi karena saya tahu, saya nih turun ke bawah, segala macem, segala macem ketemu yang aneh-aneh, buat saya ben wae (biar saja), ini keragaman Indonesia raya," kata Megawati, Rabu (23/8/2023).

Menurutnya keragaman tersebut tergambar dalam lirik Indonesia Raya. Megawati mengatakan lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya dinilai luar biasa. Ia pun tak kuasa menahan haru saat bicara soal kehebatan lirik Indonesia Raya tiga stanza.

"Makanya, coba dengarkan Indonesia Raya, itu luar biasa. Nanti saya mau memperkenalkan, kemarin waktu yang BPIP itu tiga stanza, aduh, kalau dengar itunya, apa ya, bikin liriknya itu lho aduh luar biasa, betul, lho," ungkap Megawati dengan suara bergetar.

Namun demikian dirinya mengaku heran lantaran masih ada orang yang diam saat mendengar lagu Indonesia Raya. Berbagai macam sikap orang-orang tersebut diakuinya kerap ia temui.

"Kadang orang wes meneng (diam) wae menganggapnya. Indonesia Raya opo ora tho yo. Lho bener, saya enggak pernah bohong. Saya ketemu orang seribu satu macam," ungkap Presiden Kelima RI ini.

Lagu Indonesia Raya ditulis oleh Wage Rudolf Supratman. Lirik lagu tersebut aslinya terdiri dari tiga stanza, namun lirik Indonesia Raya yang populer hanya satu stanza. Indonesia Raya diperdengarkan pertama kali pada 28 Oktober 1928 pada Kongres Pemuda Indonesia II.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement