Kamis 24 Aug 2023 13:50 WIB

1,12 Juta Liter Air Bersih Disalurkan untuk Warga Terdampak Kekeringan di Bogor

Wilayah terdampak kekeringan per 23 Agustus 2023 sebanyak 22 kecamatan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus raharjo
Warga mengambil air bersih yang disalurkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Desa Sukahati, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/8/2023). BPBD Kabupaten Bogor telah menyalurkan 225.000 liter air bersih kepada warga Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan pada musim kemarau.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warga mengambil air bersih yang disalurkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Desa Sukahati, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/8/2023). BPBD Kabupaten Bogor telah menyalurkan 225.000 liter air bersih kepada warga Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan pada musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor telah menyalurkan 1.120.000 liter air bersih kepada warga terdampak kekeringan. Jutaan liter air bersih tersebut disalurkan untuk 111.281 warga yang kesulitan air bersih di tengah musim kemarau ini.

“Pendistribusian air bersih sebanyak 1.120.000 liter dilakukan pada periode 2 Mei hingga 23 Agustus 2023. Jumlah kartu keluarga (KK) terdampak ada 33.390, dengan 111.281 jiwa,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Asep Sulaeman, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga

Asep menyebutkan, jumlah daerah yang terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih semakin meluas. Sehari sebelumnya pada 22 Agustus 2023 ada 19 kecamatan dan 64 desa yang terdampak kekeringan.

“Pada 23 Agustus 2023 jumlah kecamatan terdampak kekeringan atau krisis air bersih ada 22 kecamatan dengan 69 desa,” ujarnya.

Lebih lanjut, Asep memaparkan, berdasarkan data sebaran titik dampak kekeringan yang dimiliki BPBD Kabupaten Bogor, wilayah paling banyak terdampak kekeringan ialah wilayah barat Kabupaten Bogor. Di mana saat ini terdata ada sembilan kecamatan dengan total 32 desa terdampak.

“Yang terdampak adalah Kecamatan Tenjo, Jasinga, Sukajaya, Nanggung, Cibungbulang, Leuwisadeng, Ciampea, dan menyebar ke Kecamatan Pamijahan dan Rumpin,” katanya.

Di bawah wilayah barat, Asep melanjutkan, di wilayah timur Kabupaten Bogor ada tujuh kecamatan terdampak dengan total 25 desa terdampak. Tujuh kecamatan itu ialah Kecamatan Babakan Madang, Tanjungsari, Sukamakmur, Cariu, Jonggol, Citeureup, dan Sukaraja.

“Kecamatan paling banyak terdampak adalah Jonggol dengan total tujuh desa terdampak,” ujar Asep.

Sementara itu, kata dia, wilayah selatan Kabupaten Bogor ada empat kecamatan terdampak. Meskipun di titik 0 Sungai Ciliwung air tidak surut. “Empat kecamatan terdampak mulai dari Cisarua, Cijeruk, Cigombong, dan menyebar ke Megamendung. Total desa terdampak ada enam desa,” katanya.

Sedangkan di wilayah utara, Asep menyebut, ada dua kecamatan dengan enam desa terdampak. Yaitu di Kecamatan Ciseeng dan Rancabungur.

Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan, mengatakan air bersih tersebut disalurkan lewat BPBD yang berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Kahuripan dan pengusaha air curah. Pemkab Bogor juga mendapat bantuan dari TNI-Polri untuk menyalurkan air bersih untuk melayani kebutuhan dasar warga seperti mencuci dan mandi.

Kendati demikian, air yang disalurkan baru bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan belum bisa menyentuh sektor pertanian. “Yang bisa kami layani kebutuhan dasar dulu lah. Kalau untuk mengairkan aliran mengairi sawah atau kebun belum bisa. Kami sifatnya untuk pelayanan masyarakat, bantu air buat mandi, cuci, dan sebagainya. Baru itu dulu,” kata Iwan, Selasa (8/8/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement