REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO--Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Probolinggo, Jawa Timur, memfasilitasi santri untuk belajar budi daya ikan lele dengan menggelar sekolah lapang di kawasan Pondok Raudlatul Malikiyah, Ponpes Riyadlus Sholihin, Kelurahan Ketapang.
Berdasarkan SK Wali Kota Probolinggo Nomor 100.3.3.3/74/KEP/425.012/2023 tentang Penetapan Pondok Pesantren (Ponpes) Penerima Sekolah Lapang Budi Daya Ikan Lele, program diperuntukkan bagi 20 ponpes yang terbagi dalam empat gelombang dan saat ini telah memasuki gelombang ke-3.
"Dukungan Pemkot Probolinggo pada pesantren itu diimplementasikan dengan dikeluarkannya Perwali Nomor 75 Tahun 2022 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala DKPPP Kota Probolinggo Trillya Yuliana dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Jatim, beberapa waktu lalu.
Dalam kegiatan itu, DKPPP menyerahkan bahan praktik yang dibutuhkan seperti beberapa unit kolam terpal, 2.000 ekor bibit ikan lele, 6 sak pakan ikan, 36 probiotik ikan, dan bak gradding serta serok.
"Biasanya dari 3.000 bibit ikan yang kami sebar dengan ukuran seperti itu, maka potensi yang berkembang dan jadi ikan lele dewasa sekitar 80 sampai 90 persennya," tuturnya.
Menurutnya, sekolah lapang budi daya ikan lele merupakan salah satu program yang dapat diimplementasikan untuk memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang budi daya ikan lele, sehingga dapat mengembangkan semangat kewirausahaan para santri sekaligus meningkatkan perekonomian di pesantren.
"Ponpes itu punya peran yang besar dalam mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan agamanya. Sebuah lembaga pendidikan yang juga berfungsi sebagai pusat penyiaran agama Islam, sehingga bergerak saling menunjang," katanya.
Ia menjelaskan pendidikan dapat dijadikan bekal dalam mengumandangkan dakwah, sedangkan dakwah sendiri bisa dimanfaatkan sebagai sarana dalam membangun sistem informasi.
"Oleh sebab itu, pesantren diakui sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai kesetaraan dalam hak dan kewajiban nya dengan lembaga pendidikan formal lainnya," ujarnya.
Pemeliharaan ikan lele yang dilakukan di ponpes itu menggunakan pakan alami, yang mana limbah budi daya dijadikan pakan alami dengan menambahkan probiotik yang akan mengurai sisa-sisa pakan menjadi flok atau gumpalan-gumpalan berisi mikroorganisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, dan cacing) yang bisa dijadikan pakan alami ikan.
"Sistem pemeliharaan lele di pesantren itu memiliki keunggulan karena bisa menggunakan lahan yang terbatas dan dengan pakan alami, sehingga bisa mudah diterapkan oleh para santri," katanya.