In Picture: Aktivitas Nelayan di Kampung Muara Tawar
Hampir 7 tahun sebagian mereka beralih profesi menjadi ojek kapal.
Rep: Thoudy Badai/ Red: Tahta Aidilla
Nelayan beraktivitas di Muara Tawar Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). Kawasan Muara Tawar merupakan kawasan yang dihuni oleh hampir sebagian warga berprofesi sebagai nelayan, mereka memenuhi kebutuhannya dari hasil tangkap ikan. Namun hampir 7 tahun sebagian mereka beralih profesi menjadi ojek kapal yang menawarkan jasa penyeberangan menuju kawasan wisata Sungai Rindu dan kawasan Hutan Mangrove, hal tersebut lantaran hasil tangkap ikan semakin menurun yang diyakini disebabkan oleh kualitas air laut yang tercemar limbah akibat aktivitas industri di kawasan tersebut. Untuk jasa ojek kapal mereka mematok tarif sebesar Rp25 ribu per orang. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Nelayan beraktivitas di Muara Tawar Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). Kawasan Muara Tawar merupakan kawasan yang dihuni oleh hampir sebagian warga berprofesi sebagai nelayan, mereka memenuhi kebutuhannya dari hasil tangkap ikan. Namun hampir 7 tahun sebagian mereka beralih profesi menjadi ojek kapal yang menawarkan jasa penyeberangan menuju kawasan wisata Sungai Rindu dan kawasan Hutan Mangrove, hal tersebut lantaran hasil tangkap ikan semakin menurun yang diyakini disebabkan oleh kualitas air laut yang tercemar limbah akibat aktivitas industri di kawasan tersebut. Untuk jasa ojek kapal mereka mematok tarif sebesar Rp25 ribu per orang. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Nelayan bersiap mengantarkan warga menuju tempat wisata Sungai Rindu di kawasan Muara Tawar Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). Kawasan Muara Tawar merupakan kawasan yang dihuni oleh hampir sebagian warga berprofesi sebagai nelayan, mereka memenuhi kebutuhannya dari hasil tangkap ikan. Namun hampir 7 tahun sebagian mereka beralih profesi menjadi ojek kapal yang menawarkan jasa penyeberangan menuju kawasan wisata Sungai Rindu dan kawasan Hutan Mangrove, hal tersebut lantaran hasil tangkap ikan semakin menurun yang diyakini disebabkan oleh kualitas air laut yang tercemar limbah akibat aktivitas industri di kawasan tersebut. Untuk jasa ojek kapal mereka mematok tarif sebesar Rp25 ribu per orang. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Warga menaiki kapal menuju tempat wisata Sungai Rindu di kawasan Muara Tawar Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). Kawasan Muara Tawar merupakan kawasan yang dihuni oleh hampir sebagian warga berprofesi sebagai nelayan, mereka memenuhi kebutuhannya dari hasil tangkap ikan. Namun hampir 7 tahun sebagian mereka beralih profesi menjadi ojek kapal yang menawarkan jasa penyeberangan menuju kawasan wisata Sungai Rindu dan kawasan Hutan Mangrove, hal tersebut lantaran hasil tangkap ikan semakin menurun yang diyakini disebabkan oleh kualitas air laut yang tercemar limbah akibat aktivitas industri di kawasan tersebut. Untuk jasa ojek kapal mereka mematok tarif sebesar Rp25 ribu per orang. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Warga berjualan di kawasan Muara Tawar Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). Kawasan Muara Tawar merupakan kawasan yang dihuni oleh hampir sebagian warga berprofesi sebagai nelayan, mereka memenuhi kebutuhannya dari hasil tangkap ikan. Namun hampir 7 tahun sebagian mereka beralih profesi menjadi ojek kapal yang menawarkan jasa penyeberangan menuju kawasan wisata Sungai Rindu dan kawasan Hutan Mangrove, hal tersebut lantaran hasil tangkap ikan semakin menurun yang diyakini disebabkan oleh kualitas air laut yang tercemar limbah akibat aktivitas industri di kawasan tersebut. Untuk jasa ojek kapal mereka mematok tarif sebesar Rp25 ribu per orang. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Nelayan beraktivitas di Muara Tawar Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). Kawasan Muara Tawar merupakan kawasan yang dihuni oleh hampir sebagian warga berprofesi sebagai nelayan, mereka memenuhi kebutuhannya dari hasil tangkap ikan. Namun hampir 7 tahun sebagian mereka beralih profesi menjadi ojek kapal yang menawarkan jasa penyeberangan menuju kawasan wisata Sungai Rindu dan kawasan Hutan Mangrove, hal tersebut lantaran hasil tangkap ikan semakin menurun yang diyakini disebabkan oleh kualitas air laut yang tercemar limbah akibat aktivitas industri di kawasan tersebut. Untuk jasa ojek kapal mereka mematok tarif sebesar Rp25 ribu per orang. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Lanskap pemukiman nelayan dengan latar belakang PLTU di Kawasan Muara Tawar Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). Kawasan Muara Tawar merupakan kawasan yang dihuni oleh hampir sebagian warga berprofesi sebagai nelayan, mereka memenuhi kebutuhannya dari hasil tangkap ikan. Namun hampir 7 tahun sebagian mereka beralih profesi menjadi ojek kapal yang menawarkan jasa penyeberangan menuju kawasan wisata Sungai Rindu dan kawasan Hutan Mangrove, hal tersebut lantaran hasil tangkap ikan semakin menurun yang diyakini disebabkan oleh kualitas air laut yang tercemar limbah akibat aktivitas industri di kawasan tersebut. Untuk jasa ojek kapal mereka mematok tarif sebesar Rp25 ribu per orang. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, TARUMAJAYA. -- Nelayan bersiap mengantarkan warga menuju tempat wisata Sungai Rindu di kawasan Muara Tawar Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023).
Kawasan Muara Tawar merupakan kawasan yang dihuni oleh hampir sebagian warga berprofesi sebagai nelayan, mereka memenuhi kebutuhannya dari hasil tangkap ikan.
Namun hampir 7 tahun sebagian mereka beralih profesi menjadi ojek kapal yang menawarkan jasa penyeberangan menuju kawasan wisata Sungai Rindu dan kawasan Hutan Mangrove, hal tersebut lantaran hasil tangkap ikan semakin menurun yang diyakini disebabkan oleh kualitas air laut yang tercemar limbah akibat aktivitas industri di kawasan tersebut.
Untuk jasa ojek kapal mereka mematok tarif sebesar Rp25 ribu per orang.
sumber : Republika/Thoudy Badai
Advertisement