REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan yang toksik atau beracun merupakan hubungan yang merusak kesehatan mental, harga diri, dan kesejahteraan seseorang secara keseluruhan. Hubungan toksik dapat menguras tenaga secara emosional, fisik, dan mental.
Hal ini dapat membuat individu merasa tidak berdaya, tidak aman, dan trauma. Sulit untuk mengenali kapan suatu hubungan beracun karena individu sering kali menjadi tidak peka terhadap perilaku beracun seiring berjalannya waktu.
Dilansir laman Charlie Health pada Rabu (29/8/2023), hubungan yang beracun dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental seseorang. Perilaku berbahaya dalam hubungan yang beracun seperti kritik, meremehkan, manipulasi, dan kontrol, dapat menyebabkan tekanan emosional, yang menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan harga diri rendah.
Dalam hubungan yang beracun, orang yang menjadi sasaran perilaku berbahaya mungkin mulai meragukan harga diri dan kemampuannya. Mereka mungkin merasa seperti terus-menerus berjalan di atas kulit telur dan berada dalam kondisi kecemasan atau ketakutan yang meningkat. Seiring waktu, perasaan ini dapat menjadi berlebihan dan menyebabkan stres kronis yang dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental seseorang.
Hubungan yang beracun juga dapat memengaruhi kesejahteraan sosial dan emosional seseorang. Orang tersebut mungkin merasa terisolasi dan terputus dari sistem pendukungnya, karena pasangan yang beracun mungkin mengisolasi mereka dari teman dan keluarga. Isolasi ini dapat menyebabkan kurangnya dukungan sosial, yang penting untuk menjaga kesehatan mental.
Efek dari hubungan yang beracun dapat bertahan lama setelah hubungan tersebut berakhir. Individu mungkin bergumul dengan perasaan rendah diri dan kecemasan, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang sehat di masa depan. Mencari bantuan dari ahli kesehatan mental dapat bermanfaat dalam mengatasi dampak hubungan yang beracun dan membangun mekanisme penanggulangan yang sehat.
Orang-orang yang berada dalam hubungan yang beracun mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan stres pasca trauma (PTSD), depresi, gangguan kecemasan, gangguan penggunaan narkoba, ide, dan upaya bunuh diri.
Bagaimana hubungan beracun mempengaruhi kesehatan mental? Otak manusia terhubung untuk koneksi dan interaksi sosial. Kesejahteraan emosional kita terkait erat dengan interaksi dan hubungan sosial kita.
Hubungan yang beracun mengganggu sistem penghargaan alami otak kita, yang menyebabkan emosi dan perilaku negatif. Stres dan kecemasan terus-menerus yang terkait dengan hubungan beracun mengaktifkan sistem respons stres tubuh kita, yang menyebabkan peningkatan kadar kortisol (hormon stres). Paparan kortisol tingkat tinggi secara kronis dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik kita.