Kamis 31 Aug 2023 18:37 WIB

Bukittinggi Terapkan Sekolah Lima Hari Mulai September

Sekolah lima hari diharapkan bentuk karakter anak yang juga dipengaruhi orang tua.

Sejumlah pelajar berangkat menuju sekolah dengan memanfaatkan jasa perahu untuk menyeberangi Sungai Batang Anai, di Nagari Sikabu, Lubuk Alung, Padangpariaman, Sumatra Barat, Senin (21/8). Warga setempat membuat transportasi penyeberangan alternatif menggunakan perahu pengangkut pasir karena putusnya jembatan yang biasa mereka gunakan pada pekan lalu.
Foto: Antara/Iggoy El Fitra
Sejumlah pelajar berangkat menuju sekolah dengan memanfaatkan jasa perahu untuk menyeberangi Sungai Batang Anai, di Nagari Sikabu, Lubuk Alung, Padangpariaman, Sumatra Barat, Senin (21/8). Warga setempat membuat transportasi penyeberangan alternatif menggunakan perahu pengangkut pasir karena putusnya jembatan yang biasa mereka gunakan pada pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat mulai menerapkan sistem belajar sekolah lima hari pada awal September 2023 untuk penguatan karakter pelajar dengan peran penting orang tua.

"Benar, jadi wacana sekolah selama lima hari dalam seminggu ini sudah lama dirancang dan disusun dengan menyertakan seluruh pihak. Sebanyak 86 persen orang tua murid menyetujuinya," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi Jeki, Kamis (31/8/2023).

Baca Juga

Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi saat ini membawahi 194 sekolah setingkat TK, SD dan SMP dengan total siswa 30.179 orang. Jeki mengatakan, program sekolah lima hari akan diterapkan dalam uji coba di semester ganjil 2023/2024 mulai Senin (04/9) hingga dievaluasi nantinya di Desember 2023.

"Mulai PAUD, TK, SD, SMP di bawah kebijakan Pemkot Bukittinggi itu dilaksanakan. Informasi terakhir yang kami terima program ini juga diterapkan Provinsi Sumbar untuk SMA/sederajat dan madrasah di bawah kebijakan kemenag," kata dia.

Ia mengungkapkan penerapan sekolah lima hari disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Menurutnya, pelajar SD akan belajar maksimal hingga pukul 14.00 WIB sehingga masih tetap bisa mengikuti kegiatan belajar mengaji yang menjadi rutinitas keseharian pelajar di Sumatra Barat.

"Bahkan daerah lain di Sumbar seperti Pariaman dan Padang telah lebih dulu menerapkan. Sekolah lima hari berbeda dengan full day. Jadi bagi siswa yang juga belajar agama di TPQ (taman pendidikan Al quran) dan MDA (madrasah diniyah awaliyah) itu tidak akan terganggu jam pelajarannya," katanya.

Jeki menyebutkan sekolah lima hari diharapkan membentuk karakter anak yang dipengaruhi orang tua selain guru di sekolah.

"Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tapi juga orang tua dan keluarga, diharapkan satu hari di Sabtu setiap pekan bisa menjadi efek kedekatan anak di keluarga dalam membentuk karakter anak," katanya.

Ia meminta pengawasan orang tua kepada anak untuk tidak menjadikan pelajar bergantung kepada telepon genggam saat diberikan waktu berlebih di rumah. "Fenomena anak bermain gadget harus diwaspadai. Kami harap Sabtu menjadi hari penuh antara anak dan orang tua, bagaimana mengajar anak melihat orang tuanya bekerja atau hal positif lainnya," katanya.

Selain itu, program sekolah lima hari diharapkan mampu mendukung peningkatan ekonomi masyarakat di akhir pekan dan penunjang Bukittinggi sebagai kota wisata.

"Pengendalian anak tidak berkeluyuran juga menjadi tanggung jawab bersama. Ada banyak waktu antara anak dengan orang tua, sekolah lima hari menjadi terobosan baru yang berdampak kepada pembentukan karakter anak," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement