Senin 04 Sep 2023 09:26 WIB

IHSG Berpeluang Menguat Terbatas Seiring Penerapan ARB Simetris

IHSG dibuka menguat 11,64 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.989,29.

Red: Lida Puspaningtyas
Foto multiole eksposure pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile  di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Foto multiole eksposure pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, berpeluang bergerak menguat terbatas seiring dengan penerapan Auto Rejection Bawah (ARB) Simetris mulai Senin ini.

IHSG dibuka menguat 11,64 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.989,29. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,44 poin atau 0,25 persen ke posisi 969,39.

Baca Juga

“IHSG berpeluang menguat terbatas pada awal pekan ini,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (4/9/2023).

Dari dalam negeri, pelaku pasar berpotensi mengambil langkah profit taking setelah IHSG menguat dalam tiga bulan beruntun sejak Juni hingga Agustus 2023.

Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memberlakukan ARB Simetris mulai hari ini (4/9/2023), yang mana dampak dari ARB simetris umumnya akan lebih terasa terhadap fluktuasi saham-saham lapis kedua dan ketiga yang secara bobot tidak terlalu besar.

Sementara itu, dari Amerika Serikat (AS), Indeks S&P 500 naik 0,18 persen menjadi 4.515 poin pada perdagangan akhir pekan kemarin, Nasdaq melemah 0,02 persen menjadi 14.031 poin, dan Dow Jones Industrial Average menguat 0,33 persen menjadi 34.837 poin.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan tingkat pengangguran pada Agustus 2023 naik menjadi 3,8 persen, sementara, pertumbuhan upah melambat. Nonfarm payrolls naik lebih besar dibandingkan perkiraan, meskipun data untuk Juli 2023 direvisi lebih rendah menjadi 157.000 penambahan pekerjaan.

Data tersebut semakin meyakinkan para investor bahwa Federal Reserve (The Fed) tidak akan mengubah suku bunga dalam pertemuan FOMC Meeting pada 20-21 September mendatang.

Sementara itu, bursa saham Eropa berada dalam tekanan, dengan indeks STOXX 600 Eropa minim perubahan dari sesi sebelumnya, setelah pelemahan saham barang mewah dan otomotif dibarengi dengan menguatnya saham sektor tambang dan kesehatan.

Tingkat inflasi tahunan di Kawasan Euro tetap stabil di level 5,3 persen pada Agustus 2023, atau melebihi target ECB sebesar 2 persen, dan di atas konsensus sebesar 5,1 persen.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 121,10 poin atau 0,37 persen ke 32.831,69, indeks Hang Seng menguat 257,87 poin atau 1,40 persen ke 18.639,93, dan indeks Shanghai menguat 17,35 poin atau 0,55 persen ke 3.150,60, dan indeks Straits Times menguat 4,70 poin atau 0,15 persen ke 3.238,00.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement