REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak akan mulai menggunakan mulut mereka untuk mengeksplorasi sekitarnya. Oleh karena itu, anak-anak sering kali memasukkan beragam hal ke dalam mulut mereka.
"Itu membantu mereka belajar lebih banyak mengenai sebuah objek, seperti seberapa besar benda itu, seberapa keras atau lembut benda itu, dan bentuk benda itu," jelas Griffin Occupational Therapy melalui laman resminya, seperti dikutip oleh Republika.co.id pada Selasa (5/9/2023).
Hal ini pula yang dilakukan oleh anak lelaki bernama Kaiden Taylor saat bermain di rumah neneknya. Anak berusia empat tahun tersebut tidak sengaja menelan baterai kancing yang dia masukkan ke dalam mulut saat sedang bermain dengan remote control.
Sang nenek dengan cepat menyadari bahwa baterai dari remote control menghilang. Sang nenek segera melarikan Taylor ke rumah sakit karena meyakini bahwa baterai tersebut tertelan oleh Taylor.
Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, tim dokter memutuskan untuk merujuk Taylor ke rumah sakit yang lebih besar. Taylor dipindahkan ke rumah sakit rujukan melalui jalur udara. Ayah Taylor, Ryan, dengan cepat menyusul sang anak ke rumah sakit rujukan.
"Sesampainya di sana, mereka menjelaskan kepada saya apa saja yang mungkin terjadi, dan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi tersebut sangat serius," cerita Ryan, seperti dilansir ITV.
Menurut Ryan, salah satu kemungkinan fatal yang bisa terjadi adalah Taylor harus menjalani operasi, mendapatkan transfusi darah, atau bahkan dirawat di ruang perawatan intensif.
"Dan dia (Taylor) akhirnya harus dirawat di ruang perawatan kritis karena kerusakan yang disebabkan oleh (baterai yang tertelan) itu," tambah Ryan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, baterai yang tertelan oleh Taylor bersarang di esofagus atau kerongkongan. Kandungan alkalin dari baterai lalu bereaksi dengan liur Taylor dan menyebabkan baterai tersebut terbakar dari dalam kerongkongan Taylor.
Pembakaran tersebut hampir melewati kerongkongan dan masuk ke dalam pembuluh darah serta arteri utama Taylor. Bila hal ini terjadi, nyawa Taylor bisa dalam bahaya.
"Itu menakutkan," pungkas Ryan.
Tim dokter lalu memutuskan untuk mengangkat baterai dari tubuh Taylor melalui operasi. Setelah satu jam operasi, tim dokter berhasil mengangkat baterai dari tubuh Taylor. Setelah itu, Taylor dirawat di unit perawatan kritis sebelum kemudian dipindahkan ke bangsal rawat inap.
Insiden ini membuat Taylor harus dirawat di rumah sakit selama 27 hari. Saat ini, Taylor sudah kembali ke rumah, dalam kondisi pulih sepenuhnya, dan sudah kembali menjalani rutinitas seperti biasa.
Berkaca pada kasus ini, tim dokter mengimbau agar orang tua lebih waspada agar anak tidak menelan benda asing. Menurut konsultan dari rumah sakit yang menangani Taylor, Laura Duthie, sebagian besar anak yang menelan benda asing memang bisa tak mengalami bahaya. Akan tetapi, ada kalanya anak harus mengalami cedera atau bahkan kematian akibat menelan benda asing.
"Bila orang-orang curiga anak mereka menelan baterai kancing, mereka harus segera membawa anak mereka ke unit gawat darurat secepatnya," ujar Duthie.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ryan. Ryan mengimbau agar orang tua lebih waspada saat mendampingi anak mereka ketika bermain. Alasannya, anak bisa memasukkan apa saja ke dalam mulut mereka dan menelan benda tersebut dalam waktu singkat.