REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Meski sudah pindah ke Liga Arab Saudi dengan gelimang harta, Jordan Henderson masih harus direpotkan oleh urusan LGBT. Sosok yang lama menjadi kapten Liverpool itu dikenal sebagai rekan karib orang-orang homoseksual di Inggris.
Henderson adalah poros utama dari kampanye Rainbow Laces, mengenakan ban kapten berwarna pelangi saat menjadi kapten Liverpool. Ternyata belenggu komunitas itu masih menjeratnya.
Ia menimbulkan kontroversi musim panas ini dengan kepindahannya ke Arab Saudi, di mana homoseksualitas adalah ilegal. Henderson tampak tak tenang, ia kemudian secara terbuka meminta maaf kepada komunitas LGBTQ atas kepindahannya ke Arab Saudi musim panas kemarin. Ia menilai setiap masyarakat memilih hak dan keyakinannya masing-masing.
"Saya dapat memahami rasa frustrasi dan kemarahan dari komunitas LGBTQ. Yang bisa saya katakan adalah saya menyesal mereka merasa seperti itu, niat saya tak pernah menyakiti siapa pun," kata Henderson menjelaskan kepada The Athletic, dilansir Independent, Selasa (5/9/2023).
Pemain internasional Inggris bergabung dengan Al-Ettifaq asuhan Steven Gerrard dengan harga 12 juta pounds, diketahui menjadi pendukung vokal komunitas LGBT dan berkampanye untuk inklusi mereka dalam dunia olahraga.
Di Inggris, Henderson dikenal sangat vokal saat membela kaum LGBT...