Rabu 06 Sep 2023 14:40 WIB

Dalam Sesi Pleno AIPF, BRI Ungkap Dua Cara Tingkatkan Pembiayaan Inovatif UMKM

BRI berada dalam posisi strategis untuk mendukung perekonomian nasional

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama BRI Sunarso, saat menjadi pembicara plenary session Quick Glance on the Three AIPF Subthemes.
Foto: Dok. BRI
Direktur Utama BRI Sunarso, saat menjadi pembicara plenary session Quick Glance on the Three AIPF Subthemes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Digitalisasi proses bisnis internal dan menciptakan model bisnis baru menjadi dua pendekatan utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk menawarkan pembiayaan inovatif bagi UMKM. Hal ini disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso dalam sesi pleno AIPF di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

"Melalui upaya tersebut, BRI semakin memberdayakan UMKM sekaligus mengatasi risiko operasional dan menekan pembiayaan operasional dalam perseroan," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Sunarso menyampaikan transformasi digital dan pembiayaan inovatif yang merupakan sub-tema Forum ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF) menjadi strategi perseroan dalam upaya mendongkrak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sunarso menilai hal ini merupakan subtema yang paling relevan dalam konteks ASEAN dan Indo-Pasifik.

"BRI berada dalam posisi strategis untuk mendukung perekonomian nasional dan ASEAN melalui UMKM," kata Sunarso. 

Sunarso menjelaskan digitalisasi bisnis internal bertujuan untuk menyederhanakan proses dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan. Sementara penciptaan model bisnis baru melalui digital dilakukan dengan mengeksplorasi peluang yang ada sehingga dapat menambah pendapatan dan nilai baru bagi perseroan.

BRI menjadi salah satu perusahaan yang hadir dalam peresmian AIPF yang merupakan bagian dari kepemimpinan Indonesia pada Keketuaan ASEAN 2023. AIPF berfungsi sebagai platform untuk dialog yang konstruktif serta mendorong kolaborasi yang inklusif dan konkret antara badan usaha milik negara dan swasta.

Diskusi pada AIPF akan mencakup tiga fokus utama, yaitu infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh, pembayaran berkelanjutan yang inovatif, serta transformasi digital inklusif dan ekonomi kreatif. Penyelenggaraan AIPF adalah implementasi nyata dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), yang diadopsi oleh negara-negara anggota ASEAN pada 2019. 

Inisiatif AOIP sendiri bertujuan untuk memperkuat arsitektur regional yang inklusif, mendorong kolaborasi, memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, dan menangkap peluang yang ada di kawasan Indo-Pasifik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement