Kamis 14 Sep 2023 12:40 WIB

Erick Thohir Sebut Pentingnya Keberlanjutan Program Jokowi

Seluruh pemimpin Indonesia memiliki kontribusi dalam membangun bangsa.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Foto: Republika/ Muhammad Nursyamsi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi kepercayaan masyarakat yang menempatkan namanya sebagai kandidat utama cawapres untuk 2024. Erick menjadikan hasil survei sebagai bahan untuk introspeksi diri dalam meningkatkan kinerja dan manfaat bagi masyarakat. 

"Itu apresiasi masyarakat melalui lembaga survei tentang hasil kinerja, kita jangan terjebak politik, seakan-akan ini sesuatu yang euforia, sama, di sepak bola kemenangan jangan menjadi euforia, tapi tradisi," ujar Erick di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Baca Juga

Erick juga mengapresiasi kepercayaan masyarakat yang menempatkan dirinya sebagai figur paling pantas melanjutkan legacy Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Semua itu ada masing-masing jodohnya, kita tunggu saja," kata Erick. 

Erick menyampaikan seluruh pemimpin di Indonesia, mulai dari Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, Soesilo Bambang Yudhoyono, hingga Jokowi memiliki kontribusi dalam membangun bangsa. Untuk itu, Erick menilai keberlanjutan terhadap program yang sudah baik merupakan sebuah keharusan dalam mewujudkan mimpi Indonesia menjadi negara maju. 

"Bangsa ini harus berlanjut, ini yang saya rasa kenapa yang sudah ada harus dipertahankan karena memang Pak Jokowi masih yang terbaik hari ini bahwa mungkin setiap pemerintahan ada kekurangan, bukan justru kita mendiskreditkan bahwa pemerintah sebelumnya jelek," kata Erick. 

Erick menilai Indonesia jangan terus terbelenggu dengan kepentingan, melainkan harus punya mimpi besar dalam melakukan keberlanjutan. Erick telah melakukan hal tersebut melalui program bersih-bersih di BUMN maupun PSSI, termasuk menindak tegas kasus korupsi di Jiwasraya, Asabri, dan Garuda Indonesia. 

"Ini yang saya rasa jangan hanya wacana, tapi impelentasinya lemah. Itu kekurangan dari kita semua dan saya akui, saya bukan bagus semua, saya ada kekurangan, makanya saya ada kerja tim dalam melakukan itu, tidak mungkin sendiri. (Target saya) Indonesia yang membumi, Indonesia yang mendunia. Bismillah bisa, kalau ada niat baik," kata Erick.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement