Jumat 15 Sep 2023 17:30 WIB

In Picture: Munculnya Pemakaman Lawas di Waduk Gajah Mungkur

Kuburan lawas di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali seiring surutnya air waduk.

Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Mohamad Amin Madani

Puluhan batu nisan terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di pemakaman lawas Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan, serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Nelayan memarkir kendaraan di pemakaman lawas yang terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan, serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Batu nisan terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di pemakaman lawas Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan, serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Puluhan batu nisan terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di pemakaman lawas Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan, serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Puluhan batu nisan terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di pemakaman lawas Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan, serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Puluhan batu nisan terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di pemakaman lawas Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan, serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Batu nisan terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di pemakaman lawas Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan, serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Nelayan menambatkan perahu di pemakaman lawas yang terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan, serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Perahun nelayan tambat di komplek pemakaman lawas yang terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan, serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,WONOGIRI -- Puluhan batu nisan terlihat kembali imbas surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) di permakaman lawas Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023).

Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali. Puluhan batu nisan masih terlihat jelas meski beberapa diantaranya berserakan tidak beraturan. Dahulu warga desa mengikuti program transmigrasi karena proyek pembangunan WGM pada 1976. Waduk yang diresmikan pada 1981 ini menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan serta merelokasi 41 ribu warga Wonogiri ke berbagai daerah di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement