Jumat 15 Sep 2023 18:02 WIB

Guru di Semarang Hapus Make Up Siswi yang Dandan Terlalu Menor, Ini Penjelasan Sekolah

Video guru menghapus make up pakai tisu basah viral di media sosial.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Karta Raharja Ucu
Tangkapan layar video guru meghapus make-up siswisnya di sekolah.
Foto: Dok tangkapan layar video guru di SMAN 1 Berg
Tangkapan layar video guru meghapus make-up siswisnya di sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Seorang guru di SMA 1 Bergas, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menghapus make up beberapa siswinya dengan tisu basah. Video guru tersebut viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Dalam keterangan tertulis yang disematkan dalam unggahan video tersebut menjelaskan, tindakan sang guru dilakukan karena menganggap tata rias wajah siswi yang bersangkutan terlalu berlebihan. Sehingga unggahan video ini langsung mendapatkan banyak respon dari warganet. Bahkan tidak sedikit komentar warganet yang memuji tindakan guru dan pihak sekolah terhadap peserta didiknya tersebut.

Terkait dengan beredarnya video ini, Humas SMAN 1 Bergas, Larasati Saputri yang dikonfirmasi membenarkan jika rekaman video tersebut merupakan aktivitas yang direkam di lingkungan SMAN 1 Bergas. Sedangkan guru yang terekam dalam unggahan video tersebut adalah Hani Puji Astuti, salah satu tim Satuan Tugas Pelaksana Pembinaan Kesiswaan (STP2K) di SMAN 1 Bergas.

“Tetapi itu direkaman pada tahun 2022 lalu dan diunggah ke media sosial baru-baru ini, hingga akhirnya direspon oleh warganet,” jelasnya, saat ditemui di SMAN 1 Bergas, Kaabupaten Semarang, Rabu (13/9).

Menurut Larasati kegiatan yang direkam tersebut merupakan salah satu kegiatan pembinaan yang rutin di laksanakan di lingkungan SMAN 1 Bergas, yang mengacu pada tata tertib kesiswaan di lingkungan sekolah ini. Dengan tren remaja saat ini, anak-anak sekolah pun sekarang memakai tata rias wajah sudah berlebihan dan bahkan gurunya saja kalah.

Selain itu ada yang memakai lipgloss (kilap bibir) dan lainnya sehingga tata rias mereka menjadi berlebih. “Padahal mereka sekolah untuk belajar,” jelasnya.

Koordinator STP2K SMAN 1 Bergas, Cipta Andi Sulistyawan mejelaskan, dalam rangka membangun karakter siswa, STP2K SMAN 1 Bergas telah memiliki program dan agenda rutin, mulai agenda harian, mingguan, bulanan, awal semester dan akhir semester. Terkait dengan agenda rutin, memang ada beberapa Kegiatan yang sifatnya diberikan pemberitahuan maupun tanpa pemberitahuan. Tujuannya untuk mendisiplinkan semua peserta didik di sekolah.

Karena dari sekian tata tertib siswa yang telah disepakati dan menjadi acuan bagi pelaksanaan kegiatan belajar di lingkungan SMAN 1 Bergas ada ketentuan apa saja yang perlu dibawa dan benda/ barang apa saja yang tidak boleh dibawa siswa di lingkungan sekolah. Salah satunya adalah penggunaan tata rias.

“Seperti dalam rekaman video tersebut, Bu Hani sebagai tim STP2 K sedang melakukan pengawasan di kelas XI dan kejadiannya memang sudah berlangsung satu tahun yang lalu,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, soal piranti kosmetik juga sudah ada ketentuannya dan hanya minyak wangi yang boleh dibawa siswa. Setiap hari, para guru juga melakukan pengawasan sejak dari gerbang masuk sekolah.

Sehingga setiap pagi --sebelum masuk kelas-- sudah diantisipasi agar siswi yang memakai tata rias berlebih agar menghapus terlebih dahulu dengan tisu basah yang sudah disediakan. Karena siswa datang ke sekolah untuk belajar dan bukan untuk berdandan.

Namun  setelah Covid-19 lalu, kebiasaan yang sudah berjalan nyaris diabaikan. Karena siswi ‘tertutup’ oleh masker. “Jadi siswi yang memakai tata rias berlebih, seperti lipstick –misalnya—tertutup oleh masker,” katanya

Wakil Kepala SMKN 1 Bergas Bidang Kesiswaan, Sutoyo menambahkan, tata tertib siswa yang berlaku di SMAN 1 Bergas sudah disepakati tidak hanya oleh siswa, tetapi juga orang tua siswa. Tujuannya agar seluruh peserta didik tertib dan disiplin selama berada di lingkungan sekolah dan diharapkan juga akan dilaksanakan setiap siswa di lingkungan keluarga.

Untuk penggunaan tata rias yang berlebihan, biasanya siswi diminta untuk membersihkan sendiri. Kebetulan saat direkam, Ibu Hani sedang membantu membersihkan siswi sambil mengedukasi. “Sehingga suasananya pun tetap mencair,” ungkapnya. ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement