Rabu 20 Sep 2023 17:07 WIB

Prabowo: Hukum Bisa Dibeli karena Hakim Mungkin Imannya Kurang Kuat

Prabowo menilai supaya hukum tidak mudah dibeli maka harus dimulai dari sistemnya.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bakal calon presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa hukum masih jadi persoalan besar bangsa Indonesia. Menurut Prabowo yang menyebabkan hukum bisa dibeli lantaran banyak hakim yang imannya tidak kuat.

"Akar masalah kita adalah bahwa kita harus mulai dari sistemnya. Apa yang mengakibatkan hukum bisa dibeli? Karena hakim-hakim yang mungkin imannya kurang kuat," kata Prabowo di acara 'Sarapan Bareng 1.000 Guru Ngaji se-DIY di Hotel Prima SR, Sleman, DIY, Rabu (20/9).

Baca Juga

Selain itu menurutnya, kurang baiknya penghasilan yang diperoleh seorang hakim juga dinilai jadi penyebab hukum cenderung tajam ke bawah tumpul ke atas. Oleh karena itu, menurutnya menaikan gaji hakim dinilai bisa menjadi solusi dalam penegakan hukum.

"Karena itu kalau kita mau seperti negara-negara lain, hakim-hakim ini harus digaji dengan baik supaya dia tidak bisa dibeli. Nah ini kuncinya," ucapnya.

Ia menambahkan, mudah bagi seorang capres menyampaikan janji akan menaikan gaji supaya dirinya terpilih.  Namun ia enggan melakukan hal tersebut tanpa perhitungan.

"Kita hitung, mampu atau tidak naikkan gaji, sumbernya darimana? Bagaimana caranya? Kita hitung," ucapnya.

Ketua Umum Partai Gerindra tersebut mengaku sangat optimis dan yakin bisa memperbaiki penghasilan hakim. Dirinya juga mengaku sudah menghitung berapa penghasilan hakim yang baik supaya tidak bisa dibeli oleh siapapun.

"Kalau sudah gajinya dibagusin, diperbaiki hidupnya dijamin kualitasnya  hidupnya baik dan dia masih bisa dibeli dia harus dihukum seberat-beratnya," ungkapnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement