REPUBLIKA.CO.ID,PADANG-- Fenomena kabut asap di Kota Padang mulai hilang. Pantauan Republika, langit di Kota Padang mulai berwarna biru pada Rabu (20/9/2023).
Sebelumnya pada Selasa (19/9/2023) Kota Padang sudah turun hujan cukup deras. Hal itu diyakini melenyapkan kabut asap yang melanda Kota Padang dalam dua pekan terakhir.
“Kita bersyukur karena sudah membaiknya kondisi udara Kota Padang,” kata Wakil Wali Kota Padang, Ekos Albar.
Berdasarkan pengukuran Air Quality Monitoring System (AQMS) Kota Padang, udara di Kota Padang berkategori baik.
Menurut data AQMS Kota Padang, Selasa pagi, pukul 06.00 WIB, ISPU di Padang bernilai 40 atau kategori baik untuk parameter partikulat debu ukuran 2,5 mikrometer (PM2,5). Wawako berharap, kondisi ini terus membaik.
“Tentunya kita berharap semoga (kualitas udara) akan lebih baik terus untuk hari-hari mendatang,” ucapnya.
Meski kualitas udara sudah membaik, Ekos Albar tetap menganjurkan warganya untuk tetap menggunakan masker. Penggunaan masker sebagai tindakan pencegahan agar tidak mendapatkan gangguan kesehatan akibat kabut asap.
“Penggunaan masker agar bisa menjaga dan mencegah kita dari gangguan serangan penyakit yang ditularkan melalui jalur pernafasan,” kata Ekos menambahkan.
Sebelumnya Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kototabang, Sugeng Nugroho, mengatakan fenomena kabut asap yang menyelimuti Kota Padang dan wilayah lain di Sumatra Barat disebabkan oleh kiriman partikel halus dari jauh atau dari provinsi lain. Sugeng menyebut partikel halus tersebut tidak dari wilayah Sumbar karena titik api di Sumbar terdeteksi minim.
Berdasarkan analisa arah angin, Sugeng menyebut partikel halus yang menyebabkan kabut asap tersebut berasal dari tenggara Sumatra Barat. Yakni dari Provinsi Sumatra Selatan, dan Jambi. Menurut Sugeng, fenomena kabut asap ini akan selesai bila sudah terjadi hujan lebat.
“Asal ada hujan lebat, kabut asap ini akan hilang,” ujar Sugeng