Rabu 20 Sep 2023 19:06 WIB

Kabut Asap Hilang, Langit di Kota Padang Mulai Cerah

Warga Kota Padang diimbau tetap memakai masker.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Suasana kabut asap di Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, Selasa (19/9/2023).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Suasana kabut asap di Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, Selasa (19/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG-- Fenomena kabut asap di Kota Padang mulai hilang. Pantauan Republika, langit di Kota Padang mulai berwarna biru pada Rabu (20/9/2023).

Sebelumnya pada Selasa (19/9/2023) Kota Padang sudah turun hujan cukup deras. Hal itu diyakini melenyapkan kabut asap yang melanda Kota Padang dalam dua pekan terakhir.

Baca Juga

“Kita bersyukur karena sudah membaiknya kondisi udara Kota Padang,” kata Wakil Wali Kota Padang, Ekos Albar.

Berdasarkan pengukuran Air Quality Monitoring System (AQMS) Kota Padang, udara di Kota Padang berkategori baik.

Menurut data AQMS Kota Padang, Selasa pagi, pukul 06.00 WIB, ISPU di Padang bernilai 40 atau kategori baik untuk parameter partikulat debu ukuran 2,5 mikrometer (PM2,5). Wawako berharap, kondisi ini terus membaik.

“Tentunya kita berharap semoga (kualitas udara) akan lebih baik terus untuk hari-hari mendatang,” ucapnya.

Meski kualitas udara sudah membaik, Ekos Albar tetap menganjurkan warganya untuk tetap menggunakan masker. Penggunaan masker sebagai tindakan pencegahan agar tidak mendapatkan gangguan kesehatan akibat kabut asap.

“Penggunaan masker agar bisa menjaga dan mencegah kita dari gangguan serangan penyakit yang ditularkan melalui jalur pernafasan,” kata Ekos menambahkan.

Sebelumnya  Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kototabang, Sugeng Nugroho, mengatakan fenomena kabut asap yang menyelimuti Kota Padang dan wilayah lain di Sumatra Barat disebabkan oleh kiriman partikel halus dari jauh atau dari provinsi lain. Sugeng menyebut partikel halus tersebut tidak dari wilayah Sumbar karena titik api di Sumbar terdeteksi minim.

Berdasarkan analisa arah angin, Sugeng menyebut partikel halus yang menyebabkan kabut asap tersebut berasal dari tenggara Sumatra Barat. Yakni dari Provinsi Sumatra Selatan, dan Jambi. Menurut Sugeng, fenomena kabut asap ini akan selesai bila sudah terjadi hujan lebat.

“Asal ada hujan lebat, kabut asap ini akan hilang,” ujar Sugeng

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement