Ahad 24 Sep 2023 22:30 WIB

Wisatawan Ramai Kunjungi Kawasan Badui Sambil Berburu Durian

Di Badui memang sedang musim durian dan wisatawan memburunya untuk oleh-oleh.

Dua petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) berjalan saat melakukan pemutakhiran data di pemukiman warga Suku Badui di Kampung Kadujangkung, Lebak, Banten, Ahad (19/2/2023) (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Dua petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) berjalan saat melakukan pemutakhiran data di pemukiman warga Suku Badui di Kampung Kadujangkung, Lebak, Banten, Ahad (19/2/2023) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Wisatawan dari berbagai daerah di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat ramai mengunjungi kawasan pemukiman Badui di pedalaman Kabupaten Lebak sambil berburu buah durian.

"Kita bersama rombongan untuk menikmati panorama alam Badui, sekaligus menikmati makan durian," kata Agung, wisatawan warga DKI Jakarta saat ditemui di kawasan Badui, Ahad (24/9/2023).

Baca Juga

Kawasan Badui di Kabupaten Lebak sangat menyenangkan untuk melepaskan kepengapan di Jakarta. Di mana panorama alam Badui masih asli dan benar-benar memberikan ketenangan, kenyamanan serta kegembiraan. Kondisi topografi pemukiman Badui juga perbukitan dan pegunungan, sehingga menjadi tantangan tersendiri.

Para wisatawan berjalan kaki menebus hutan dan jalan setapak menuju pemukiman Badui Dalam maupun jembatan gantung Kadu Gajah. Para wisatawan yang mengunjungi pemukiman Badui Dalam dari Terminal Ciboleger berjalan kaki selama 4 jam, sedangkan menuju jembatan bambu Kadu Gajah bisa ditempuh selama 1,5 jam. "Kami berjalan kaki menuju jembatan bambu Kadu Gajah sangat melelahkan, meski sepanjang 3 kilometer," kata Agung.

Ia bersama teman-teman sekantor setelah melakukan perjalanan dari jembatan gantung langsung makan durian. Harga buah durian Badui dari Rp 20 ribu sampai Rp 100 ribu dengan memiliki kualitas khas rasa manis, legit dan buahnya tebal.

"Kami datang ke Badui sudah dua kali dan kebetulan musim durian," kata Agung.

Yogi (17 tahun), pelajar SMA di Bogor mengaku ia bersama rombongan sekolah mengunjungi kawasan pemukiman Badui untuk melihat kehidupan masyarakat adat di Banten. Kehidupan masyarakat Badui luar biasa dengan kesederhanaan juga alamnya masih terjaga dan hijau, sehingga memberikan pelajaran bagi masyarakat untuk mencintai alam agar tidak rusak.

"Kami menginap ke pemukiman Badui selama satu hari dan kondisi alamnya asri dan alami," kata Yogi menjelaskan.

Ia mengatakan dirinya bersama rombongan sekolah masuk ke pemukiman Badui dilarang mengoperasikan ponsel dan kamera. Begitu juga masyarakat Badui Dalam benar - benar kemanapun pergi harus berjalan kaki, sebab naik transportasi angkutan juga dilarang. Sedangkan, masyarakat Badui Luar dibolehkan naik angkutan maupun memiliki ponsel.

"Kami berjalan kaki menuju Badui Dalam cukup melelahkan dan menguras tenaga banyak, tapi senang dapat mengonsumsi buah durian, sehingga rasa capek hilang," kata Yogi

Sementara itu, Sarpin, petugas pencatat tamu di posko Kadu Ketug Ciboleger Kabupaten Lebak mengaku sepanjang akhir pekan wisatawan yang mengunjungi pemukiman Badui sekitar 7.400 orang dan kebanyakan mereka datang bersama rombongan. Mereka ada dari rombongan tempat bekerja, pelajar, mahasiswa hingga lingkungan Rt dan Rw.

"Sekarang, banyak wisatawan yang datang ke Badui, karena panen durian itu dan mereka pulang membawa oleh-oleh durian," kata Sarpin.

 

 

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement