REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Selama memimpin Jawa Tengah, Ganjar kerap mengedepankan moderasi beragama sebagai investasi jangka panjang merawat kerukunan. Inilah salah satu alasan puluhan ulama dan kiai di Kabupaten Cirebon akhirnya kompak memberikan dukungan kepada Ganjar.
Mereka percaya bahwa dengan sikap moderat, serta toleransi dalam kehidupan sosial ataupun beragama mampu mewujudkan Indonesia damai dan anti radikalisme.
Hal ini diungkapkan dalam Halaqah Ulama Merah Putih di Pondok Pesantren As Sholihah, Jalan Gondang Manis, Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
"Untuk Pak Ganjar kami mengusung beliau. Mudah-mudahan Pak Ganjar selalu istiqamah tetap menjaga ruh Indonesia dan menjaga keberlangsungan Indonesia," kata KH Rumli Kamali dari Pondok Pesantren Al Huda Kabupaten Cirebon, seperti dinukil pada Selasa (26/9/2023).
Figur yang mengusung slogan "Tuanku ya Rakyat", lanjut KH Rumli, dikenal selalu merangkul semua golongan termasuk kalangan santri, kiai dan ulama.
Ganjar melibatkan peran ulama dan tokoh ulama di Jawa Tengah dalam upaya menjaga kondusivitas dan kebangkitan bersama.
Dia berharap, Ganjar senantiasa merawat nilai-nilai persatuan dan kesatuan sebagaimana tercantum dalam Pancasila ketika berhasil menjabat sebagai Presiden Indonesia pada 2024.
"Artinya kami ini terutama masyarakat Indonesia seluruhnya baik tingkatan yang di pondok pesantren, ataupun ulama ataupun agama-agama yang lain lah artinya lebih di perhatikan dan lebih menjaga kerukunan antar umat beragama dan itu Pak Ganjar itu saya kira itu orang yang tepat untuk bisa memimpin Indonesia dan bisa menyatukan seluruh unsur yang ada di Indonesia ini," jelas dia.
Senada, KH Aminuddin SQ dari Ponpes Daarul Quran, Desa Cikalahang, Kabupaten Cirebon mengatakan upaya merawat kebhinekaan perlu dimasifkan demi Indonesia maju dan berdaulat.
"Perlu banget karena saat ini juga kan Indonesia butuh kondusif untuk membangun Indonesia yang lebih maju lagi tentunya membutuhkan suasana aman dan nyaman dan kondusif," jelas dia.
Setara Institute mencatat hingga April 2023 dari 10 kota paling toleran di Indonesia, 4 di antaranya ada di Jateng, yaitu Salatiga (skor 6,4), Surakarta (skor 5,8), Semarang (skor 5,7) dan Magelang (skor 5,6).