REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti lemahnya perhatian kepala daerah dalam menjamin keselamatan anak. Hal ini menyusul insiden maut dalam pesta rakyat pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak.
Wakil Ketua KPAl Jasra Putra, menekankan pentingnya keberpihakan terhadap kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, disabilitas, ibu hamil, dan orang sakit, dalam setiap kegiatan publik.
"Seringkali ukuran keberhasilan acara hanya dinilai dari banyaknya massa yang hadir. Padahal, kerumunan besar tanpa mitigasi yang baik justru berisiko tinggi, apalagi bagi kelompok rentan," ujar Jasra dalam pernyataan tertulis yang dikutip Republika, Ahad (20/7/2025).
Menurut dia, tanda-tanda potensi kerawanan telah tampak sejak awal dan bahkan telah diberitakan oleh media sebelum acara berlangsung. Namun, panitia penyelenggara disebut abai mengantisipasi risiko, meskipun telah mengetahui akan adanya lonjakan massa.
"Ini seharusnya menjadi pembelajaran. Kita sudah sering menyaksikan bagaimana kerumunan besar berujung pada tragedi, terutama bagi anak-anak," tegas dia.
Suasana berubah ricuh ketika massa berebut masuk ke area pendopo untuk mendapatkan makanan yang disediakan oleh pihak keluarga. Akibat desak-desakan yang tidak terkendali, puluhan orang terinjak-injak. Tiga korban meninggal dunia, satu di antaranya adalah anak-anak.
