Selasa 26 Sep 2023 15:31 WIB

Mahasiswa UMM Bikin Aplikasi Bantu Anak Down Syndrome Belajar Agama Islam

Para pengguna dapat menggunakan aplikasi ini dengan mudah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
 Prototipe media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk anak down syndrome.
Foto: Dokumen
Prototipe media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk anak down syndrome.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhammad Haddad Richard, menciptakan prototipe media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk anak down syndrome. Inovasi ini membuatnya meraih juara 2 pada LTIQ SIQTAFEST 2023 yang dilaksanakan di Tangerang, Banten.

Pria disapa Hadad ini menjelaskan, ide membuat aplikasi ini muncul saat dirinya melihat dan menyadari berbagai keterbatasan yang dialami oleh anak down syndrome. Terutama dalam aspek belajar. "Maka muncul ide untuk merancang media pembelajaran yang membantu mereka dalma meningkatkan proses menyerap ilmu," katanya.

Salah satu kesulitan yang ia temui dalam proyek ini lebih pada desain aplikasi serta pemilihan warna. Hal itu tak lepas dari peran penting warna untuk menarik perhatian anak-anak down syndrome.

Kemudian juga tools-tools yang mudah dioperasikan dalam aplikasi. Menurut dia, anak-anak down syndrome biasanya akan tertarik dengan pemilihan warna yang tepat.

Jika hanya diberi warna dasar, mereka dikhawatirkan tak tertarik. Bahkan, langsung pergi begitu saja tanpa mencoba aplikasi ini. Adapun rancangan aplikasi tersebut Haddad beri nama Alqolam.id.

Nantinya para pengguna dapat menggunakan aplikasi dengan mudah. Diawali dengan melakukan pendaftaran dan mengisi biodata diri sehingga konten dalam aplikasi bisa disesuaikan.

Setelah mengisi data diri, pengguna akan langsung masuk ke dalam aplikasi Alqolam. id. Pada rancangan aplikasi ini terdapat pembelajaran huruf hijaiyah, pengenalan doa sehari-hari dan pengenalan tajwid.

Selain itu, hal menarik yang disajikan Alqolam nantinya adalah adanya tampilan tiga dimensi atau augmented reality. Tampilan 3D ini dapat memudahkan anak down syndrome dalam belajar.

Ia berharap prototipe aplikasi ini tidak hanya memberikan manfaat untuk anak-anak down syndrome tetapi juga membakar semangat anak-anak muda lain untuk menciptakan inovasi.

"Bukan hanya inovasi yang bermanfaat bagi diri sendiri saja, tapi juga memberikan kebaikan bagi banyak orang atau kelompok yang banyak orang tidak sadar,” jelas dia

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement