Oleh: DR Nazib Azca, Wakil Sekjen PB NU dan Pakar Sosiologi UGM
Inilah salah satu pidato terbaik dan terpenting Gus Yahya Cholil Staquf bulan ini. Pesan itu ada pada pidato khaul ke-42 almaghfurlah Mbah Kiai Hamid. Waliyullah kondang asal Pasuruan.
Isi pidato dari Gus Yahya komplit. Mengandung pesan spiritual-ukhrawi yang tinggi, tetapi juga memuat pesan sosial politik-duniawi yang sublim.
Pesan utamanya adalah: Allah mengangkat derajat kewalian Mbah Hamid karena “ada perlunya”. Lalu sejumlah cerita unik dan lucu meluncur.
Misi atau keperluan itu niscaya terkait dengan kemuliaan dan pemuliaan peradaban yang diemban oleh ulama dan waliyullah sebagai pewaris tugas kenabian. NU juga didirikan dengan keperluan serupa: mandat untuk memuliakan kehidupan dan peradaban.
Nah, pidato itu diakhiri dengan penutup yang tajam dan jitu banget menyentil gonjang-ganjing perpolitikan di tanah air. Disampaikan di depan banyak ulama, masyayikh, habaib, dan sejumlah pejabat termasuk Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menteri Negara BUMN Erick Thohir, Gus Yahya menutup pidatonya dengan pernyataan dan pertanyaan politik sekaligus spiritual yg dalam.
“Jangan coba-coba menggunakan NU di luar kebutuhan didirikannya NU, yaitu untuk khidmah kejamaahan, khidmah kebangsaan dan khidmah kemanusiaan. Itu keperluan didirikannya NU (oleh para Muasis). Nah, bagi para tokoh yg hadir yg mungkin ingin menjadi ini-itu, perlu dipikirkan dahulu ‘keperluannya apa?’'