REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mulai realistis jika Sandiaga Salahuddin Uno tak dipilih menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo.
Jika Sandiaga tak terpilih, Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi mengisyaratkan sosok yang akan didukung partai adalah orang yang memiliki kedekatan emosional dengan PPP. Belakangan, santer kabar bahwa bakal cawapres untuk Ganjar sudah mengerucut ke dua nama, yakni Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD.
"Sampai saat ini bagi PPP masih Pak Sandiaga Uno, kalaupun selain pada akhirnya bukan Sandiaga Uno, ya kalau permintaan PPP kan realistis. Bahwa sebisa mungkin yang memiliki kedekatan emosional dengan PPP," ujar Baidowi ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (28/9/2023).
Dari dua nama tersebut, Khofifah bisa dibilang yang paling memiliki rekam sejarah paling dekat dengan PPP. Mengingat Gubernur Jawa Timur itu merupakan pimpinan Fraksi PPP di DPR pada periode 1992-1997.
Lebih lanjut, Baidowi pun menyinggung sosok pemimpin perempuan dinilai tepat menjadi pendamping Ganjar pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Meskipun dalam pernyataannya itu, ia sama sekali tak menyebut nama Khofifah.
"Berdasarkan simulasi dari berbagai survei, pemilih yang solid, yang sulit untuk berubah adalah pemimpin perempuan. Maka harus dipertimbangkan ke depan sekiranya Pak Ganjar dan pasangannya bisa mendapatkan kesolidan soliditas, khususnya kalangan perempuan dan emak-emak," ujar Baidowi.
Ditanya, apakah sosok tersebut merujuk kepada Khofifah? Baidowi hanya menjawab diplomatis. Namun dari sisi kedekatan, ia mengakui bahwa Khofifah dengan partai berlambang Ka'bah itu memiliki rekam sejarah bersama.
"Sekali lagi PPP tidak dalam posisi menentukan sejak dini, PPP hanya punya satu calon Sandiaga Uno untuk diusulkan ke Ibu Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP dan pemimpin koalisi dari Pak Ganjar," ujar Baidowi.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa bakal cawapres untuk Ganjar akan diumumkan pada momentum yang tepat. Secara tersirat, ia mengungkapkan peluang sosok perempuan menjadi pendamping Ganjar pada Pilpres 2024.
"Jadi skala prioritas sekarang adalah mempertajam narasi tentang masa depan Indonesia yang akan diusung oleh Pak Ganjar dan Mister X-nya dan kemudian juga bisa Mrs X, gitu kan," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (25/9/2023).
PDIP sendiri memandang perempuan sebagai jalan peradaban. Namun soal benar atau tidaknya sosok perempuan sebagai bakal cawapres untuk Ganjar. Termasuk waktu pengumuman pendamping mantan gubernur Jawa Tengah itu.
"Itu tunggu tanggal mainnya, bisa mendekati saat-saat pendaftaran, bisa juga jauh sebelumnya. Selama pembentukan Tim Pemenangan Nasional ini kan harus dilakukan dulu sampai ke daerah-daerah," ujar Hasto.