Selasa 03 Oct 2023 16:10 WIB

Warga Prancis Dukung Pembatasan Naik Pesawat Atasi Krisis Iklim

Warga Prancis dukung pelarangan terbang lebih dari empat kali seumur hidup.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Warga Prancis dukung pelarangan terbang lebih dari empat kali seumur hidup atasi perubahan iklim.
Foto: www.freepik.com
Warga Prancis dukung pelarangan terbang lebih dari empat kali seumur hidup atasi perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah jajak pendapat baru menunjukkan bahwa sejumlah warga Prancis mendukung pelarangan terbang lebih dari empat kali seumur hidup karena perubahan iklim. Jajak pendapat dari perusahaan riset Consumer Science and Analytics Institute (CSA) ini mensurvei 1.010 penduduk Prancis yang berusia di atas 18 tahun.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa 41 persen warga akan mendukung pembatasan terbang. Yang menarik, dukungan pembatasan perjalanan udara kian meningkat menjadi 59 persen di antara responden yang berusia 18-24 tahun.

Baca Juga

Meskipun mayoritas menentang batas maksimum empat kali penerbangan seumur hidup, 64 persen responden mengatakan bahwa mereka bersedia untuk membatasi perjalanan udara mereka dalam waktu dekat atau menengah untuk memerangi perubahan iklim.

Aktivis iklim di seluruh dunia telah mendorong pembatasan yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon. Mulai dari membatasi perjalanan dengan mobil, pesawat, hingga melarang penggunaan sedotan plastik.

Di Amerika Serikat, pemerintahan Joe Biden telah melarang pemakaian tungku bertenaga gas. Ini merupakan salah satu langkah terbaru dari Partai Demokrat menargetkan pengurangan emisi dari peralatan rumah tangga.

“Atas arahan Kongres, Departemen Energi AS terus meninjau dan menyelesaikan standar energi untuk peralatan rumah tangga, seperti tungku perumahan, untuk menurunkan biaya bagi keluarga yang bekerja dengan mengurangi penggunaan energi dan mengurangi polutan berbahaya di rumah-rumah di seluruh negeri," ujar Menteri Energi Jennifer Granholm dalam sebuah pernyataan pekan lalu.

"Langkah hari ini, bersama dengan tindakan efisiensi energi yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah, menggarisbawahi komitmen Presiden Biden untuk menghemat uang rakyat Amerika dan mewujudkan masyarakat yang lebih sehat," lanjut dia seperti dilansir Fox News, Selasa (3/10/2023).

Namun, kelompok-kelompok konsumen dan para ahli telah mengkritik kampanye efisiensi energi yang agresif dari pemerintah. Mereka berpendapat bahwa peraturan baru ini akan mengurangi pilihan konsumen dan meningkatkan biaya hidup warga Amerika.

"Konsumen tidak akan menyukai semua itu. Aturan-aturan ini hampir selalu merugikan bagi konsumen karena alasan sederhana yaitu membatasi pilihan konsumen,” kata Ben Lieberman, senior di Competitive Enterprise Institute.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement