Jumat 06 Oct 2023 09:22 WIB

IHSG Dibuka Naik di Tengah Penantian Rilis Data Pasar Tenaga Kerja AS

Obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun dua basis poin menjadi 4,72 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). IHSG ditutup melemah 0,32% ke 6899,39 pada akhir perdagangan. IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.937,64 dan terendah di 6.898,38 sepanjang sesi. Sebanyak 219 saham ditutup di zona hijau, 308 saham melemah, dan 215 saham lainnya ditutup di posisi yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik pada perdagangan Jumat (6/10/2023). IHSG menguat ke level 6.906,56 setelah sempat anjlok ke sekitar level 6.800-an kemarin.

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan indeks saham di Asia pagi ini dibuka beragam setelah indeks saham utama di Wall Street ditutup turun tipis dan imbal hasil obligasi AS juga turun tipis.

"Investor menantikan rilis data pasar tenaga kerja AS malam ini dan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga acuan," kata Phillip Sekuritas Indonesia.

Obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun dua basis poin menjadi 4,72 persen setelah sempat menyentuh 4,88 persen pada Rabu. Pejabat bank sentral AS (Federal Reserve) mengatakan, mengingat kebijakan moneter di AS sudah cukup ketat dan lonjakan imbal hasil obligasi belakangan ini, mungkin tidak perlu lagi menaikkan suku bunga acuan.

Data Initial Jobless Claims memperlihatkan jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran naik sebanyak 2.000 menjadi 207 ribu untuk minggu yang berakhir pada 30 September, lebih rendah dari estimasi 210 ribu.

Lebih lanjut, data Continuing Claims memperlihatkan jumlah orang yang sudah mencairkan tunjangan pengangguran paling tidak selama dua minggu beruntun turun menjadi 1,66 juta di minggu yang berakhir pada 23 September.

Untuk data Non-Farm Payrolls (NFP) yang akan di rilis nanti malam, investor mempunyai ekspektasi ekonomi AS menambah 170 ribu pekerja di September, turun dari 187 ribu di bulan sebelumnya.

Tingkat Pengangguran diprediksi turun menjadi 3,7 persen dari sebelumnya 3,8 persen. Rata-rata Upah Per Jam naik 0,3 persen secara bulanan, lebih tinggi dari kenaikan 0,2 persen di Agustus. Dari Asia, investor menunggu keputusan suku bunga acuan oleh bank sentral India atau Reserve Bank of India (RBI) yang di prediksi akan dipertahankan di level 6,50 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement